Perguruan
Tinggi Negeri
Wajib
Dibangun di Bima…?
Oleh:Khairunnisa
KOTA BIMA “Kota Pendidikan”, kiranya penyebutan
demikian lumrah untuk saat ini, Kota Bima menjadi icon pendidikan karena
memiliki sumber daya manusia yang tidak sedikit jumlahnya baik secara kualitas
maupun kuantitas. Terbukti dengan semakin besarnya antusias masyarakat
mempercayakan anak-anaknya untuk menempuh pendidikan tinggi di Bima khususnya
Kota Bima dan umumnya Bima secara keseluruhannya. Bahkan kini semakin banyak
magister-magister di berbagai bidang keilmuan yang dapat membantu meningkatkan
kualitas pendidikan di Bima. Meskipun kendala terberat saat ini adalah masih
langkanya tenaga doktor yang menjadi salah satu syarat terbentuknya perguruan
tinggi negeri atau sekelas universitas.
Ide dasar sebenarnya telah muncul
beberapa tahun yang lalu untuk mendirikan perguruan tinggi negeri di Bima
tetapi sampai detik ini belum juga terwujud. Beberapa kali penulis mengikuti
seminar tentang keinginan pemerintah mendirikan perguruan tinggi negeri di Bima
tetapi selalu saja hasilnya belum Nampak juga. Penulis berharap dengan
didirikannya perguruan tinggi negeri di Bima maka pemerintah dapat lebih
memberi contoh kepada perguruan tinggi swasta bahwa pelayanan kepada mahasiswa
dalam menempuh pendidikan tinggi harus lebih maksimal tidak hanya sekedar
mengumpulkan keuntungan pribadi atau yayasan semata dan melupakan nawaitu yang
sebenarnya untuk mendidik anak manusia yang akan mengambil alih estafet
kepemimpinan ummat manusia kelak.
Apa urgensi kehadiran perguruan
tinggi negeri di Bima? Banyak alasan kenapa perguruan tinggi negeri harus ada
diantaranya dan yang terpenting adalah dapat memberikan balance atau
penyeimbang bagi maraknya kampus-kampus swasta, khususnya dalam soal kemampuan
memberikan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa. Perguruan tinggi negeri
juga dapat mengajak kampus swasta untuk bersaing secara sehat dalam mengejar
kualitas yang tertinggal dan membuktikan kepada masyarakat kampus mana yang
layak dan sanggup memberikan pelayanan terbaik serta menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan dibutuhkan oleh dunia kerja. Apakah swasta tetap menjadi
primadona pilihan masyarakat ataukah perguruan tinggi negeri yang menjadi
primadona terbaru? Wallahu ‘alam bissawab…Kita lihat saja nanti.
Kampus-kampus swasta yang bertebaran
di Bima saat ini sebenarnya dapat memberikan pelayanan maksimal bagi
peningkatan kualitas pendidikan mahasiswa, dengan demikian kualitas atau mutu
lulusan perguruan tinggi dapat diharapkan kiprahnya di tengah carut
marutnya dunia pendidikan kita saat ini. Bukan malah menambah beban merosotnya
pendidikan dengan semakin banyaknya lulusan yang tidak kompeten di bidangnya.
Banyak kampus swasta yang menawarkan berbagai jurusan tetapi sarana dan
prasarana bagi terwujudnya kualitas lulusan yang diharapkan jauh panggang dari
api. Contoh kecil misalnya kita membuka jurusan pertanian maka kampus harus
menyediakan sedikitnya laboratorium pertanian yang memadai serta lahan untuk
melakukan eksperimen-eksperimen yang dapat menjawab berbagai persoalan
pertanian, sehingga aouput yang dihasilkan tidak saja menguasai teori tetapi
juga menguasai lapangan. Setelah lulus mereka dapat membantu menyelesaikan
beberapa persoalan pertanian yang dihadapi masyarakat petani di pedesaan.
Tanpa mengurangi rasa hormat penulis
pada beberapa kampus yang ada di bima saat ini, kebanyakan masih bersifat
mengejar keuntungan materi saja dan mengabaikan hak-hak mahasiswa untuk
mendapatkan pelayanan prima. Banyak dosen yang memiliki leptop tetapi hanya
sedikit kampus yang menyediakan LCD bagi dosen yang mengajar. Akibatnya,
jangankan mahasiswa dapat menguasai teknologi dosen saja belum terbiasa
menggunakan LCD karena terbatasnya LCD yang dapat disediakan oleh kampus. Belum
lagi penyediaan perpustakaan yang memadai nampaknya masih jauh dari kata
sempurna. Pihak pengelola kampus masih menganggap remeh untuk sarana yang
satu ini padahal perpustakaan merupakan jantungnya perguruan tinggi. Bahkan
dapat dikatakan ukuran maju atau mundurnya sebuah perguruan tinggi dapat di
ukur dari seberapa banyak referensi (buku) yang dimiliki perpustakaan kampus
tersebut.
Jaman sekarang semakin canggih, kita
terkejar oleh waktu untuk terus bersaing dengan dunia yang menuntut persaingan
global bahkan memaksa kita untuk terus maju tanpa dapat menarik napas dengan
lega. Sebut saja misalnya sekarang pembelajaran berbasis Web. kampus-kampus
terkemuka di jawa misalnya telah lama melakukan itu, sedangkan kita masih sekedar
wacana saja yang dibangun saban hari. Beberapa hal inilah yang mendasari
pemikiran penulis bahwa di bima perlu ada perguruan tinggi negeri yang
representative yang dapat mengajarkan kepada kampus-kampus swasta untuk
memberikan pelayanan yang sesungguhnya bagi proses pendidikan di tingkat
perguruan tinggi. Sehingga kita benar-benar mencetak mahasiswa yang berkualitas
dan dapat diandalkan baik oleh dunia kerja maupun oleh masyarakat.
Pendidikan saat ini bukan lagi untuk
mengejar ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu mengejar materi. Banyak guru
terpaksa menempuh kuliah Strata satu (S-1) hanya untuk terpenuhinya syarat
sertifikasi guru. Maka yang terjadi adalah tidak adanya kualitas yang
diharapkan dari kuliah yang memang dipaksakan oleh system yang menghendaki
demikian.
Sebagai praktisi pendidikan,
memahami betul realitas yang terjadi di lapangan, kondisi pendidikan kita
sungguh di ambang kehancuran. Sebenarnya apa yang salah? Nampaknya perlu kaji
ulang secara serius tentang pentingnya upaya penataan ulang system pendidikan
kita saat ini. Baik pendidikan terendah maupun pendidikan tinggi.
Lahirnya Undang-undang Otonomi
Daerah yang secara tidak langsung melahirkan otonomi pendidikan, sebenarnya
memberikan peluang untuk daerah masing-masing untuk mengatur system
pendidikannya sendiri-sendiri melalui inovasi pendidikan yang terus menerus
sampai menemukan modelnya yang tepat. Setiap daerah punya cara untuk
memajukan kotanya maka Bima penulis harapkan menjadi Icon “Kota
Pendidikan”. (*)
Penulis: Dosen STAI-Muhammadiyah
Bima, Guru SMA Muhammadiyah Kota Bima. Ketua komisi Pendidikan KNPI Kota Bima
dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiah Kabupaten Bima.