Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

OPINI

17 April 2012 | Selasa, April 17, 2012 WIB Last Updated 2012-04-17T03:38:43Z

Perguruan Tinggi Negeri
Wajib Dibangun di Bima…?
Oleh:Khairunnisa
KOTA BIMAKota Pendidikan”, kiranya penyebutan demikian lumrah untuk saat ini, Kota Bima menjadi icon pendidikan karena memiliki sumber daya manusia yang tidak sedikit jumlahnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Terbukti dengan semakin besarnya antusias masyarakat mempercayakan anak-anaknya untuk menempuh pendidikan tinggi di Bima khususnya Kota Bima dan umumnya Bima secara keseluruhannya. Bahkan kini semakin banyak magister-magister di berbagai bidang keilmuan yang dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Bima. Meskipun kendala terberat saat ini adalah masih langkanya tenaga doktor yang menjadi salah satu syarat terbentuknya perguruan tinggi negeri atau sekelas universitas.

Ide dasar sebenarnya telah muncul beberapa tahun yang lalu untuk mendirikan perguruan tinggi negeri di Bima tetapi sampai detik ini belum juga terwujud. Beberapa kali penulis mengikuti seminar tentang keinginan pemerintah mendirikan perguruan tinggi negeri di Bima tetapi selalu saja hasilnya belum Nampak juga. Penulis berharap dengan didirikannya perguruan tinggi negeri di Bima maka pemerintah dapat lebih memberi contoh kepada perguruan tinggi swasta bahwa pelayanan kepada mahasiswa dalam menempuh pendidikan tinggi harus lebih maksimal tidak hanya sekedar mengumpulkan keuntungan pribadi atau yayasan semata dan melupakan nawaitu yang sebenarnya untuk mendidik anak manusia yang akan mengambil alih estafet kepemimpinan ummat manusia kelak.
Apa urgensi kehadiran perguruan tinggi negeri di Bima? Banyak alasan kenapa perguruan tinggi negeri harus ada diantaranya dan yang terpenting adalah dapat memberikan balance atau penyeimbang bagi maraknya kampus-kampus swasta, khususnya dalam soal kemampuan memberikan pelayanan yang maksimal kepada mahasiswa. Perguruan tinggi negeri juga dapat mengajak kampus swasta untuk bersaing secara sehat dalam mengejar kualitas yang tertinggal dan membuktikan kepada masyarakat kampus mana yang layak dan sanggup memberikan pelayanan terbaik serta menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dibutuhkan oleh dunia kerja. Apakah swasta tetap menjadi primadona pilihan masyarakat ataukah perguruan tinggi negeri yang menjadi primadona terbaru? Wallahu ‘alam bissawab…Kita lihat saja nanti.
Kampus-kampus swasta yang bertebaran di Bima saat ini sebenarnya dapat memberikan pelayanan maksimal bagi peningkatan kualitas pendidikan mahasiswa, dengan demikian kualitas atau mutu  lulusan perguruan tinggi dapat diharapkan kiprahnya di tengah carut marutnya dunia pendidikan kita saat ini. Bukan malah menambah beban merosotnya pendidikan dengan semakin banyaknya lulusan yang tidak kompeten di bidangnya. Banyak kampus swasta yang menawarkan berbagai jurusan tetapi sarana dan prasarana bagi terwujudnya kualitas lulusan yang diharapkan jauh panggang dari api. Contoh kecil misalnya kita membuka jurusan pertanian maka kampus harus menyediakan sedikitnya laboratorium pertanian yang memadai serta lahan untuk melakukan eksperimen-eksperimen yang dapat menjawab berbagai persoalan pertanian, sehingga aouput yang dihasilkan tidak saja menguasai teori tetapi juga menguasai lapangan. Setelah lulus mereka dapat membantu menyelesaikan beberapa persoalan pertanian yang dihadapi masyarakat petani di pedesaan.
Tanpa mengurangi rasa hormat penulis pada beberapa kampus yang ada di bima saat ini, kebanyakan masih bersifat mengejar keuntungan materi saja dan mengabaikan hak-hak mahasiswa untuk mendapatkan pelayanan prima. Banyak dosen yang memiliki leptop tetapi hanya sedikit kampus yang menyediakan LCD bagi dosen yang mengajar. Akibatnya, jangankan mahasiswa dapat menguasai teknologi dosen saja belum terbiasa menggunakan LCD karena terbatasnya LCD yang dapat disediakan oleh kampus. Belum lagi penyediaan perpustakaan yang memadai nampaknya masih jauh dari kata sempurna.  Pihak pengelola kampus masih menganggap remeh untuk sarana yang satu ini padahal perpustakaan merupakan jantungnya perguruan tinggi. Bahkan dapat dikatakan ukuran maju atau mundurnya sebuah perguruan tinggi dapat di ukur dari seberapa banyak referensi (buku) yang dimiliki perpustakaan kampus tersebut.
Jaman sekarang semakin canggih, kita terkejar oleh waktu untuk terus bersaing dengan dunia yang menuntut persaingan global bahkan memaksa kita untuk terus maju tanpa dapat menarik napas dengan lega. Sebut saja misalnya sekarang pembelajaran berbasis Web. kampus-kampus terkemuka di jawa misalnya telah lama melakukan itu, sedangkan kita masih sekedar wacana saja yang dibangun saban hari. Beberapa hal inilah yang mendasari pemikiran penulis bahwa di bima perlu ada perguruan tinggi negeri yang representative yang dapat mengajarkan kepada kampus-kampus swasta untuk memberikan pelayanan yang sesungguhnya bagi proses pendidikan di tingkat perguruan tinggi. Sehingga kita benar-benar mencetak mahasiswa yang berkualitas dan dapat diandalkan baik oleh dunia kerja maupun oleh masyarakat.
Pendidikan saat ini bukan lagi untuk mengejar ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu mengejar materi. Banyak guru terpaksa menempuh kuliah Strata satu (S-1) hanya untuk terpenuhinya syarat sertifikasi guru. Maka yang terjadi adalah tidak adanya kualitas yang diharapkan dari kuliah yang memang dipaksakan oleh system yang menghendaki demikian.
Sebagai praktisi pendidikan, memahami betul realitas yang terjadi di lapangan, kondisi pendidikan kita sungguh di ambang kehancuran. Sebenarnya apa yang salah? Nampaknya perlu kaji ulang secara serius tentang pentingnya upaya penataan ulang system pendidikan kita saat ini. Baik pendidikan terendah maupun pendidikan tinggi.
Lahirnya Undang-undang Otonomi Daerah yang secara tidak langsung melahirkan otonomi pendidikan, sebenarnya memberikan peluang untuk daerah masing-masing untuk mengatur system pendidikannya sendiri-sendiri melalui inovasi pendidikan yang terus menerus  sampai menemukan modelnya yang tepat. Setiap daerah punya cara untuk memajukan kotanya maka Bima penulis harapkan menjadi Icon “Kota Pendidikan”. (*)
Penulis: Dosen STAI-Muhammadiyah Bima, Guru SMA Muhammadiyah Kota Bima. Ketua komisi Pendidikan KNPI Kota Bima dan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiah Kabupaten Bima.

×
Berita Terbaru Update