Kota Bima,(SM).- Ratusan massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (SKIP) Bima, Senin kemarin menggelar
demonstrasi kenaikan harga barang imbas dari issue naiknya BBM.
Aksi unjuk rasa menentang ulah para
distributor barang dan sembako yang menaikan harga barang meski kenaikan tariff
harga dasar BBM ditunda sementara waktu oleh pemerintah, digelar ratusan massa
aksi BEM STKIP Bima di depan kantor DPRD Kabupaten Bima.
Dalam pernyataan sikapnya BEM STKIP
Bima, mengatakan, akhir akhir ini rakyat Indonesia memberikan perlawanan sangat
serius terhadap sikap presiden (pemerintah) yang berniat menaikan harga BBM.
Ternyata niat menaikan harga BBM tersebut, berimpilikasi meluas pada
meningginya harga barang dipasaran yang tentunya tidak dapat ditanggulangi
masyarakat alias menjadi beban langsung yang dirasakan rakyat termasuk di Bima.
Kata massa aksi, dari hasil
investigasi lapangan, kenaikan harga barang ternyata faktornya disebabkan
naiknya harga BBM menrut alasan agen-agen, padahal dalam hal ini kata mereka
(massa aksi) BBM belum ada keputusan kenaikan yang tentu berimpilikasi pada
kenaikan harga barang sebagaimana fakta yang terjadi sekarang.
Atas dasar itu, massa aksi mendesak,
Pemkot dan Pemkab Bima baik eksekutif pun legislative serta Dinas Koperindag
masing-masing pemerintah, agar segera melakukan operasi pasar dan memberikan
sanksi terhadap agen-agen yang memanfaatkan situasi tersebut. Desakan lain,
Pemkot dan Pemkab Bima segera mensosialisasikan pada seluruh masyarakat terkait
adanya kenaikan harga barang tersebut. “Jika tidak diindahkan maka kami akan
melakukan propaganda dimasyarakat untuk bertindak sendiri terhadap agen-agen
dan distributor yang dianggap memanfaatkan situasi dimaksud, “teriak massa
aksi.
Atas adanya aksi unjuk rasa
menentang ulah distributor yang menaikan harga barang, meski harga dasar BBM
tidak jadi dinaikan alias ditunda, Ketua Komisi B DPRD Kota Bima, Taufik H
Abdul Karim, sepakat dan mendukung aksi tersebut. Katanya, sangat tidak
manusiawi jika para distributor langsung menaikan harga barang, meski harga BBM
tidak dinaikan. “Tidak boleh seperti itu. Sama halnya menyengsarakan masyarakat
dan mencari keuntungan disaat genting, “ujarnya.
Katanya pula, sesungguhnya informasi
dan issue adanya kenaikan harga barang, sudah direspon lebih awal komisinya.
Bahkan dalam waktu dekat DPRD Kota Bima bersama Dinas Koperindag setempat
berencana turun lapangan, untuk melihat dan memantau langsung tingkat kenaikan
harga barang yang menjadi beban tersendiri masyarakat. (SM.08)