Bima, (SM).- Hingga kini virus flu burung belum mampu diredam, meski
penyemprotan pada titik-titik penemuan sebelumnya telah dilakukan pemerintah, namun
ternak unggas milik warga tetap ada yang mati mendadak. Seperti yang dialami
Sukardin, warga RT 01 RW 01 Desa Talabiu Kecamatan Woha. Dalam kurun waktu
sepekan terakhir ini, sudah tiga ekor ternak unggas miliknya mati mendadak
tanpa diketahui sebabnya.
Terakhir, ternak unggas milik
Sukardin mati Ahad kemarin. Satu ekor ayam betina ditemukannya sudah mati tanpa
diketahui sebabnya. “Tiba-tiba saja saya temukan sudah mati”, cerita Sukardin
pada Suara Mandiri.
Ayam betina milik Sukardin tersebut,
setiap harinya ‘mangkal’ di atas pohon kedongdong, sebagai tempat tidurnya.
“Waktu keluar pagi harinya, tiba-tiba saja ditemukan terjatuh di tanah dalam
keadaan mati”, tuturnya.
Dua hari sebelumnya, 1 ekor ayam
milik Sukardin juga mengalami nasib yang sama, yakni ditemukan mati mendadak
tanpa diketahuinya sebab. Kondisi ayam kedua yang mati tersebut, pada bagian
dadanya terlihat membiru. ”Saya tidak tahu kenapa ayam saya tiba-tiba mati. Mungkin
ini yang dinamakan virus flu burung alias H1N1”, ungkapnya.
Ketiga ekor ayam Sukardin itu,
semuanya di kubur pada halaman pekarangan tetangganya. Hal tersebut
dilakukannya, sesuai dengan pengetahuannya.
Di RT setempat, tidak hanya ayam
Sukardin saja yang mati mendadak, namun beberapa ekor ayam milik warga setempat
juga ditemukan mati mendadak. Hanya saja, pemilik ayam tersebut belum
melaporkan kejadiannya pada pihak berkompoten.
Di Desa Pandai Kecamatan Woha,
dilaporkan sudah tidak lagi ada satu ekor pun ayam yang terlihat di kampung. Di
samping sebagian besar karena mati mendadak, warga setempat juga berinisiatif
mengasingkan ke tempat lain. Tetapi warga setempat, tidak menguburkan ayam-ayam
yang ditemukan mati mendadak tersebut. Malah ayam-ayam itu dibuang ke sungai sekitar
pemukiman warga, sehingga tak heran, banyak ditemukan ayam mati di pinggir
jalan, karena terbawa arus air. (SM.06)