Kota Bima, (SM).- Ratusan massa aksi yang tergabung dalam kelompok Cipayung
Bima dan puluhan mahasiswa menyandera SPBU Taman Ria Kota Bima Selasa (27/3).
Aksi tersebut merupakan aksi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Miyak (BBM)
yang digelar secara serentak seluruh Indonesia, sehingga mendapatkan pengamanan
dari anggota kepolisian.
Massa aksi datang dari berbagai
arah, berkumpul sekitar jam 12.00 wita dengan membawa berbagai spanduk
penolakan terhadap kebijakan pemerintah dibawah kekuasaan Susilo Bambang
Yudoyono (SBY). Selain menyandera SPBU, massa juga membuat jalan Soekarno Hata
menuju Bima macet. Selama satu jam massa berorasi meneriakan tuntutannya
terhadap rencana kenaikan BBM tersebut, kemudian menuju Bandara Sultan
M.Salahudin Bima untuk bergabung dengan mahasiswa lain yang datang dari
Kabupaten Bima.
Rencananya, masa akan menduduki
Bandara Sultan M.Salahudin Bima sebagai bukti tekad rakyat terhadap aksi
penolakan kenaikan harga BBM, bahkan sampai Presiden SBY berani menggambil
sikap untuk tidak menaikan harga BBM, dan bila dipaksakan maka bandara akan
diduduki sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Dalam orasinya, mahasiswa mengutuk
keras rencana pemerintah menaikan harga BBM per 1 April 2012, karena menurut
mereka kebijakan menaikan harga BBM bukan mensejahterakan rakyat, malah akan
membuat rakyat tambah sengsara, bahkan akan menambah penduduk miskin. Hal ini
terulang kembali ditahun 1998 pasca kenaikan BBM. Ini merupakan permainan
pemerintah untuk membuat rakyat tambah menderita hanya untuk kepentingan elit
politik.
Menurut massa Rp. 48 juta penduduk
Indonesia saat ini masuk kategori sangat miskin, bila kemudian BBM dinaikan
maka jumlah penduduk miskin yang hidup sengsara ditanah yang kaya ini malah
akan mendorong mereka ke jurang kesengsaraan yang begitu nista dan juga rencana
kenaikan BBM ini adalah intrik politik para elit politik dalam rangka
mengalihkan isu yang menerjang partai penguasa yang terlilit kasus mega skandal
korupsi.
Dinilai SBY telah dirasuki oleh
kepemimpinan negara Amerika yang akan menguras sumber daya alam Indonesia,
hingga masyarakat Indonesia saat ini terbengkelai memikirkan rencana kenaikan
BBM yang begitu melonjak tinggi. ”SBY tidak berhati nurani,” teriak yel-yel
pendemo.
Bahkan terdengar para pendemo
mengancam bila pemerintah memaksa untuk menaikan harga BBM, maka akan ada
revolusi di Indonesia dan hal tersebut harus menjadi catatan pemerintah saat
ini. Tidak puas berdemo di lokasi SPBU, massa melanjutkan penolakan BBM menuju
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Long march massa aksi menuju Bandara
dikawal ketat aparat Kepolisian Resort Bima Kota.
Terpantau pula, akibat aksi
demonstrasi menolak kenaikan tarif dasar BBM, berimplikasi penutupan sementara
SPBU Taman Ria. Salah seorang manajemen SPBU yang enggan dikorankan namannya
mengaku, soal rugi dan tidaknya akibat penutupan suplay BBM di pangkalan SPBU
tersebut, memang ada. Tetapi sifatnya fluktuatif atau naik turun. “Toh BBM
saatnya nanti pasti terjual,” ujarnya singkat.
Aksi demo tolak kenaikan harga BBM
oleh mahasiswa dari berbagai elemen juga berlangsung di 3 titik lainnya di
kabupaten Bima. Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) dan Ikatan
Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Bima menggelar aksi di depan Bandara Sultan M.Salahudin,
Badan Eksekutif Republik Mahasiswa (BEM-REMA) STKIP Taman Siswa Bima di depan kampusnya
Dusun Padolo Desa Belo Kecamatan Palibelo, sedangkan di perempatan Desa Talabiu
dilakukan oleh Front Rakyat.
Pantauan wartawan, aksi di wilayah
Kabupaten Bima dimulai sekitar pukul 08.30 Wita yang berlangsung tertib dan
aman. Namun, arus jalan menjadi macet, sehingga menimbulkan antrian sedikit
panjang. Akan tetapi keadaan yang demikian mampu di atasi oleh satuan lalu
lintas Polres Bima Kabupaten.
Aksi yang dikawal aparat kepolisian
dari Polres Bima berlangsung dengan orasi dari berbagai elemen. Tetapi, di perempatan
Desa Talabiu, mahasiswa sempat menyandera Mobil Dinas dengan Nopol EA 90 XA.
Demo-pun berakhir pukul 12.00 Wita. “Kami tolak kenaikan BBM karena akan
berdampak dengan kenaikan harga barang dan jasa sehingga membebani masyarakat
miskin”, ujar Jahar, selaku Koordinator Lapangan Front Rakyat.
Kenaikan harga BBM, menurut massa,
belum mampu menjawab masalah social, belum mampu mengatasi pengangguran, bahkan
era Pemerintahan SBY-Budioyo mempertajam tingkat korupsi. Dengan menaikan harga
BBM belum bisa meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat. “Mayoritas
masyarakat Indonesia merupakan petani dengan jumlah penadapatan yang masih
dibawah standar”, urai Jahar di Cabang Talabiu, Selasa kemarin.
Sedangkan BEM-REMA Taman Siswa dengan
tegas menolak kenaikan harga BBM. Menurut salah seorang orator, kenaikan harga
BBM hanya akan memperkaya diri dengan menjadikan rakyat Indonesia sebagai
tombal. “Pemerintahan SBY tanpa menggunakan rasionalitas pemiliran yang logis,
sedangkan kondisi ekonomi masyarakat dewasa ini sangatlah terpuruk”, terang
salah seorang oratornya saat menyampaikan orasi di depan kampus Taman Siswa,
Selasa (27/3).
Demikian pula mahasiswa HMI dan IMM
yang melakukan orasi di depan bandara, semua menyuarakan agar harga BBM tidak
dinaikan. Akibat diblokirnya jalan oleh mahasiswa, arus lalu lintas di depan
Bandara dialihkan melalui lapangan parkir Bandara M Salahudin. Pemblokiran
Mahasiswa berlangsung dengan pola buka tutup.
Kegiatan demo di tiga lokasi itu
berlangsung aman, tapi di Cabang Talabiu, anggota dewan dari Hanura, Ahmad Yani
diminta para demonstran untuk berorasi. “Kami dari Partai Hati Nurani Rakyat
dengan tegas menolak kenaikan harga BBM. Penolakan ini merupakan intruksi dari
Fraksi,” jelas Yani yang disambut dengan aplaus dari para Mahasiswa peserta
demo. (SM.08/SM.12)