Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tolak Kenaikan BBM, SPBU Disandera

28 Maret 2012 | Rabu, Maret 28, 2012 WIB Last Updated 2012-03-28T06:11:43Z

Kota Bima, (SM).- Ratusan massa aksi yang tergabung dalam kelompok Cipayung Bima dan puluhan mahasiswa menyandera SPBU Taman Ria Kota Bima Selasa (27/3). Aksi tersebut merupakan aksi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Miyak (BBM) yang digelar secara serentak seluruh Indonesia, sehingga mendapatkan pengamanan dari anggota kepolisian.

Massa aksi datang dari berbagai arah, berkumpul sekitar jam 12.00 wita dengan membawa berbagai spanduk penolakan terhadap kebijakan pemerintah dibawah kekuasaan Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Selain menyandera SPBU, massa juga membuat jalan Soekarno Hata menuju Bima macet. Selama satu jam massa berorasi meneriakan tuntutannya terhadap rencana kenaikan BBM tersebut, kemudian menuju Bandara Sultan M.Salahudin Bima untuk bergabung dengan mahasiswa lain yang datang dari Kabupaten Bima.
Rencananya, masa akan menduduki Bandara Sultan M.Salahudin Bima sebagai bukti tekad rakyat terhadap aksi penolakan kenaikan harga BBM, bahkan sampai Presiden SBY berani menggambil sikap untuk tidak menaikan harga BBM, dan bila dipaksakan maka bandara akan diduduki sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Dalam orasinya, mahasiswa mengutuk keras rencana pemerintah menaikan harga BBM per 1 April 2012, karena menurut mereka kebijakan menaikan harga BBM bukan mensejahterakan rakyat, malah akan membuat rakyat tambah sengsara, bahkan akan menambah penduduk miskin. Hal ini terulang kembali ditahun 1998 pasca kenaikan BBM. Ini merupakan permainan pemerintah untuk membuat rakyat tambah menderita hanya untuk kepentingan elit politik.
Menurut massa Rp. 48 juta penduduk Indonesia saat ini masuk kategori sangat miskin, bila kemudian BBM dinaikan maka jumlah penduduk miskin yang hidup sengsara ditanah yang kaya ini malah akan mendorong mereka ke jurang kesengsaraan yang begitu nista dan juga rencana kenaikan BBM ini adalah intrik politik para elit politik dalam rangka mengalihkan isu yang menerjang partai penguasa yang terlilit kasus mega skandal korupsi.
Dinilai SBY telah dirasuki oleh kepemimpinan negara Amerika yang akan menguras sumber daya alam Indonesia, hingga masyarakat Indonesia saat ini terbengkelai memikirkan rencana kenaikan BBM yang begitu melonjak tinggi. ”SBY tidak berhati nurani,” teriak yel-yel pendemo.
Bahkan terdengar para pendemo mengancam bila pemerintah memaksa untuk menaikan harga BBM, maka akan ada revolusi di Indonesia dan hal tersebut harus menjadi catatan pemerintah saat ini. Tidak puas berdemo di lokasi SPBU, massa melanjutkan penolakan BBM menuju Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Long march massa aksi menuju Bandara dikawal ketat aparat Kepolisian Resort Bima Kota.
Terpantau pula, akibat aksi demonstrasi menolak kenaikan tarif dasar BBM, berimplikasi penutupan sementara SPBU Taman Ria. Salah seorang manajemen SPBU yang enggan dikorankan namannya mengaku, soal rugi dan tidaknya akibat penutupan suplay BBM di pangkalan SPBU tersebut, memang ada. Tetapi sifatnya fluktuatif atau naik turun. “Toh BBM saatnya nanti pasti terjual,” ujarnya singkat.
Aksi demo tolak kenaikan harga BBM oleh mahasiswa dari berbagai elemen juga berlangsung di 3 titik lainnya di kabupaten Bima. Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Bima menggelar aksi di depan Bandara Sultan M.Salahudin, Badan Eksekutif Republik Mahasiswa (BEM-REMA) STKIP Taman Siswa Bima di depan kampusnya Dusun Padolo Desa Belo Kecamatan Palibelo, sedangkan di perempatan Desa Talabiu dilakukan oleh Front Rakyat.
Pantauan wartawan, aksi di wilayah Kabupaten Bima dimulai sekitar pukul 08.30 Wita yang berlangsung tertib dan aman. Namun, arus jalan menjadi macet, sehingga menimbulkan antrian sedikit panjang. Akan tetapi keadaan yang demikian mampu di atasi oleh satuan lalu lintas Polres Bima Kabupaten.
Aksi yang dikawal aparat kepolisian dari Polres Bima berlangsung dengan orasi dari berbagai elemen. Tetapi, di perempatan Desa Talabiu, mahasiswa sempat menyandera Mobil Dinas dengan Nopol EA 90 XA. Demo-pun berakhir pukul 12.00 Wita. “Kami tolak kenaikan BBM karena akan berdampak dengan kenaikan harga barang dan jasa sehingga membebani masyarakat miskin”, ujar Jahar, selaku Koordinator Lapangan Front Rakyat.
Kenaikan harga BBM, menurut massa, belum mampu menjawab masalah social, belum mampu mengatasi pengangguran, bahkan era Pemerintahan SBY-Budioyo mempertajam tingkat korupsi. Dengan menaikan harga BBM belum bisa meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat. “Mayoritas masyarakat Indonesia merupakan petani dengan jumlah penadapatan yang masih dibawah standar”, urai Jahar di Cabang Talabiu, Selasa kemarin.
Sedangkan BEM-REMA Taman Siswa dengan tegas menolak kenaikan harga BBM. Menurut salah seorang orator, kenaikan harga BBM hanya akan memperkaya diri dengan menjadikan rakyat Indonesia sebagai tombal. “Pemerintahan SBY tanpa menggunakan rasionalitas pemiliran yang logis, sedangkan kondisi ekonomi masyarakat dewasa ini sangatlah terpuruk”, terang salah seorang oratornya saat menyampaikan orasi di depan kampus Taman Siswa, Selasa (27/3).
Demikian pula mahasiswa HMI dan IMM yang melakukan orasi di depan bandara, semua menyuarakan agar harga BBM tidak dinaikan. Akibat diblokirnya jalan oleh mahasiswa, arus lalu lintas di depan Bandara dialihkan melalui lapangan parkir Bandara M Salahudin. Pemblokiran Mahasiswa berlangsung dengan pola buka tutup.
Kegiatan demo di tiga lokasi itu berlangsung aman, tapi di Cabang Talabiu, anggota dewan dari Hanura, Ahmad Yani diminta para demonstran untuk berorasi. “Kami dari Partai Hati Nurani Rakyat dengan tegas menolak kenaikan harga BBM. Penolakan ini merupakan intruksi dari Fraksi,” jelas Yani yang disambut dengan aplaus dari para Mahasiswa peserta demo. (SM.08/SM.12)
×
Berita Terbaru Update