Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Staf RSUD Ngaku Dianiaya Hingga Koma

06 Maret 2012 | Selasa, Maret 06, 2012 WIB Last Updated 2012-03-06T15:14:02Z
Bima, (SM).-  Staf RSUD Persiapan Kabupaten Bima, Rugayah mengaku dianiaya oknum Kepala Tata Usaha RSUD setempat, Amrd, hingga pingsang. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, peristiwa tersebut telah dilaporkan ke pihak berwajib.
Rugayah kepada Koran ini menceritakan, peristiwa penganiayaan yang dilakukan oknum kepala TU RSUD persiapan tersebut berlangsung pada Sabtu 18 Pebruari 2012 lalu. Akibat penganiayaan itu, dia mengalami shock berat bahkan sempat koma selama  2 jam. Peristiwa penganiayaanpun, papar Rugayah, berlangsung di RSUD Bima Persiapan. “Saya benar-benar kaget. Tiba-tiba saya dipukul sebanyak lima kali,” ungkap Rugayah yang didampingi suaminya Ahad (4/3) malam di Runggu.
Apa latar belakang pemukulan tersebut? Menurut Rugayah, pada bulan Januari lalu, berlangsung rapat pemindahan lokasi loket pembayaran di RSUD Persiapan Kabupaten Bima di Desa Sondosia yang dipimpin langsung Amrd selaku Kepala TU. Keputusan rapat saat itu, pembayaran tidak lagi di loket umum, tapi dipindahkan ke tiap poliklinik dan mulai diberlakukan 1 Pebruari 2012. Pasien yang ingin berobat di RSUD Persiapan Bima, dibayar Rp 5 ribu. “Keputusan itu mulai diterapkan sehingga setiap pasien bayar langsung ke loket poliklinik, tidak lagi lewat loket umum,” cerita Rugayah.
Lanjutnya, pada hari itu, Sabtu (18/2) datang pasien berobat di poli yang di pimpinnya. Dan ditanya uang Rp5 ribu untuk daftar. Namun saat itu, dirinya mendapat jawaban bahwa pasien atau keluarga pasien sudah membayar di loket umum. “Mendengar jawaban itu, saya jelaskan bahwa pembayaran harus di tiap poli,” terang Rugayah.
Antara dirinya dan keluarga pasien tengah menjelaskan persoalan pembayaran, secara tiba-tiba datang Amrd. Oknum Kepala TU itu sibuk mondar mandir di ruangan, tanpa menengahi persoalan lokasi pembayaran. Bahkan, keluarga pasien dianjurkan Kepala TU untuk bayar di loket umum.  “Mendengar perintah itu, saya tanda tanya kenapa loket pembayaran di rubah lagi,” herannya.
Setelah memerintahkan keluarga pasien, lanjut Rugayah, kepala TU keluar dari ruangan. Tak lama kemudian, Rugayah mendatangi kepala TU yang tengah berdiri dengan Satpam dan menanyakan perubahan lokasi pembayaran loket. Namun kehadiran dirinya tidak diterima bahkan membentak dan mengatakan sudah bukan urusan Rugayah soal pembayaran. “Mendengar jawaban tersebut, saya tidak terima dan terus bertanya. Sehingga kepala TU tak mampu menahan emosi dan langsung memukul saya sebanyak lima kali dan sayapun sempat sempoyongan,” urai Rugayah.
Kepala KTU RSUD Periapan, Amrd yang dikonfirmasi tidak ada di tempat. Diinformasikan yang bersangkutan sudah bertolak ke Kota Bima. “Pak Kepala sudah ke Bima,” ujar Hermawan anggota Satpam, Senin (5/3) kemarin di RSUD Persiapan.  (SM.12)
×
Berita Terbaru Update