Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Protes Harga Jagung, Petani Kembali Blokir Jalan

20 Maret 2012 | Selasa, Maret 20, 2012 WIB Last Updated 2012-03-20T15:53:30Z

Massa warga Desa Madaprama yang melakukan unjuk rasa memprotes rendahnya harga jagung. (Foto: Dedy SM)
Dompu, (SM).- Gelombang aksi unjuk rasa petani Desa Madaprama Kecamatan Woja terhadap rendahnya harga jagung di wilayah ini, berlanjut Senin (18/3). Mereka bahkan memblokir jalan di pertigaan Desa setempat yang mengakibatkan kemacetan panjang yang diperkirakan mencapai 5 kilometer.
Aksi diawali di perempatan pasar Sori Utu, Kecamatan Manggelewa. Massa juga sempat menyendara dua unit truk angkutan pedesaan bantuan Kementerian PDT. Truk itu pun digunakan massa untuk melakukan aksi ke pertigaan  Madaprama  Kecamatan Woja.
Dalam aksi yang dikoordinir Juliansyah warga Mad
aprama ini, kembali menuntut Pemerintah Kabupaten Dompu agar berupaya menaikan harga jagung  sehingga tidak merugikan petani. Pasalnya urai massa aksi, harga jagung saat ini berkisar antara Rp1200 - Rp1500/kg. Jika petani masih dihadapkan dengan harga demikian, maka petani tidak akan mendapatkan untung. Padahal, petani jagung sudah mengeluarkan modal yang sangat besar mulai dari biaya penyiapan lahan, tanam hingga panen.
Tambah massa, jagung merupakan salah satu program unggulan daerah. Petani berantusias menanam jagung, karena mereka percaya bahwa ada jaminan dari pemerintah untuk melindungi harga jagung, minimal sesuai dengan harga tahun lalu mencapai Rp Rp2200 – 2500/Kg. Namun fakta justru tidak sesuai yang diharapkan.
Hampir tiga jam blokir jalan berlangsung, membuat Kapolres Dompu AKBP Benny Basir turun tangan. Dia berusaha menenangkan massa aksi. Bahkan menjamin untuk memfasilitasi massa aksi dengan bupati langsung ke kantornya, asalkan mereka mau membuka kembali jalan yang blokir. Akhirnya hal itu disepakati, sehingga tumpukan kayu dan batu di badan jalan dibuka, akhir kemacetan kendaraan roda dua dan roda empat berangsur normal.
Para massa aksi kemudian menuju kantor Bupati menggunakan dua unit truk angkutan desa. Mereka tertahan beberapa menit di pintu gerbang depan pandopo lantaran tak diijinkan masuk oleh aparat PolPP. Setelah itu, massa dengan kendaraan ditumpanginya langsung masuk di depan kantor Bupati Dompu.
Bupati menerima kehadiran massa melalui dialog di ruang rapat terbatas sebelah  ruangan kerjanya. Nampak hadir sejumlah pejabat terkait seperti Plh Sekda Dompu H.Agus Buhari SH,M.SI, Asisten II Adil Paradi S.Ip, Kepala Dinas Koperindagtamben Ir.H.Khaerul Insyan SE,MM, Kepala Bappeda Dompu Ir.H.Syaiful M.Si  serta para Kabag.
Bupati Drs.H.Bambang M.Yasin kepada massa mengatakan, aksi demonstrasi yang mereka lakukan selama empat hari terakhir  telah menimbulkan pandangan monir pihak luar khususnya pengusaha pembeli jagung terhadap kondusifitas daerah. ‘’Jika para pembeli jagung dari luar daerah  tidak percaya dengan keamanan di daerah ini, maka mereka tidak akan berani datang membeli jagung ke Dompu,’’ujar Bupati.
Bila hal demikian terjadi,  unjuk rasa yang dilakukan  para pemuda Desa Buna dan sekitarnya, bukan malah membantu petani. Akan tetapi tindakan itu justru akan merugikan petani.
Menurutnya, selama ini pemerintah bukan tidak respek terhadap kondisi harga jagung. Tetapi pihaknya tengah berupaya mencarikan solusi terbaik supaya petani bisa memperoleh harga yang layak. Terkait hal itu, sudah ada gambaran positif tentang keinginan pihak investor untuk membeli jagung di Dompu. 
Bahkan Perusda Kapoda Rawi Dompu akan mulai eksen dalam melakukan pembelian jagung dengan harga Rp 1900/kg dengan kadar air 17 persen. Perusda malah sudah mempersiapkan gudang – gudang untuk menampung jagung yang tersebar di delapan kecamatan. Di depan gudang sudah dipasangkan baliho agar petani bisa mengatahui bahwa disitulah mereka harus menjual jagungnya. ‘’Uang yang dipakai Perusda bersumber dari dana talangan sebesar Rp 2M dari APBD Dua Tahun 2012,’’ujarnya.  
Kembali Bupati menjelaskan, jagung dengan kadar air diatas 17 persen tidak akan dibeli Perusda. Pasalnya jagung dengan kadar demikian mudah membusuk dan tak bisa disimpan di atas tiga hari dalam gudang. Masalahnya, Perusda akan menjual kembali jagung yang dibeli. Karena dengan modal itulah Perusda akan memutar untuk membeli lagi jaung – jagung petani.
Setelah mendengar keterangan dari Bupati massa aksi dapat menerimanya. Mereka akhirnya membubarkan diri secara tertib ke kediamannya masing – masing. (SM.15)
×
Berita Terbaru Update