Bima, (SM).- Pertanian terpadu (integrated farming) akan menjadi
pendekatan yang akan diterapkan dalam pilot project program Bedah Desa Mandiri
Pertamina berbasis peternakan di Desa Bajo-Soromandi dan Rumput laut di desa
Dumu-Langgudu Kabupaten Bima.
Demikian simpulan Rapat Konsolidasi
Bedah Desa Mandiri yang merupakan kerjasama Pertamina, Kementerian Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT), UGM dan Pemerintah Kabupaten Bima, Jumat
(30/3) di Aula Bappeda Kabupaten Bima.
Rapat tersebut dihadiri Ir. Ambar
Pertiwiningrum. P.hD, DR. Rusnadi Padjung dan empat sfat Sekber Bedah Desa
Mandiri Pertamina/BDMP, Tim Pakar UGM Prof. DR. Ir. Ali Agus, DAA, DEA dan DR.
Adhi Kurniawan serta Soehardini, SE, MM (Pertamina), pejabat eselon III Dinas
Peternakan, Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda,
BP4K dan Badan Ketahanan Pangan, Staf Ahli Menteri PPDT Ir. Rahmat Tatang.
Rapat tersebut dipandu Kepala Bappeda Kabupaten Bima Drs. Muzakkir, M.Sc.
Tatang mengatakan, Pertamina sebagai
penyedia dana akan mendorong lebih cepat progresnya. Ada lompatan kemajuan atas
dukungan tim yang merangsang masyarakat untuk bekerja secara inovatif.
“Harus ada inovasi dan penggalian kebutuhan secara rill amat penting
dilakukan,” terangnya.
Program Bedah Desa Mandiri Pertamina
di Kabupaten Bima tahun I yang mengalokasikan dana Rp20 milyar tersebut,
lanjut Tatang, merupakan kedua setelah diterapkan di Kabupaten Sorong tahun
lalu. “Agar ada kemajuan, para pemangku kepentingan di Kabupaten Bima harus
lebih terbuka menyampaikan permasalahan dan kebutuhan secara rill, bukan
hanya daftar keinginan,” jelasnya.
Kedepan, kata Tatang, dituntut lebih
dekat dan berkomitmen melaksanakan program ini. Pihaknya akan coba
gunakan dana BUMN Pertamina yang ingin berperan sebagai yang terdepan
memantapkan pendanaan, disamping ingin melihat hasil (output) dan manfaat
(outcome) bagi masyarakat. “Bila program ini gagal, yang mengalami kerugian
adalah masyarakat itu sendiri karena kehilangan kesempatan untuk maju
lebih cepat. Mudah-mudahan program ini akan lebih cepat memicu kemajuan.
Tangan-tangan birokrasi diharapkan bisa menggerakkan potensi yang ada, dan bila
ini berhasil, maka 100 kabupaten lainnya akan didorong untuk diberikan
pendanaan,” pinta Tatang.
Tim Pakar UGM Prof. DR. Ir. Ali
Agus, DAA, DEA dalam pemaparannya menyatakan UGM berkomitmen mendukung kemajuan
melalui pertanian terinegrasi dan ada banyak pengalaman UGM bekerja dengan
masyarakat pedesaan. "Setiap wilayah mempunyai potensi, dalam konteks ini,
UGM akan melakukan pendampingan minimal 3 tahun, agar hasilnya nampak.
Pertanian terpadu ini akan mensinergikan beberapa komoditas untuk mengembangkan
variasi komoditas, tergantung potensi yang ada. Dengan cara ini, maka
akan menurunkan ongkos produksi,” jelasnya.
Agar harapan tersebut dapat dicapai,
komitmen harus jelas dan kegiatan harus fokus agar program dapat berkelanjutan.
Aspek penting yang harus dikedepankan adalah perlunya kemitraan. Hal ini
ibarat dua sisi mata uang di satu sisi, praktisi dan akademisi melakukan
transfer teknologi dari kampus secara teknologi harus cepat dan tepat.
Pada sesi tanya jawab, Kepala
Bidang Penyebaran dan Pengembangan Ternak Dinas Peternakan menyatakan, Ir.
Ismail menyatakan, kendala budidaya ternak di Kabupaten Bima adalah
karena kesenjangan pakan yang diakibatkan adanya 2 musim yang berbeda,
kekurangan pakan ini harus diantisipasi dengan melakukan pengolahan pakan dari
limbah kedelai, jagung dan padi.
Upaya lain yang perlu dilakukan
adalah menjamin ketersediaan air dengan melakukan bor air di sekitar areal
budisaya ternak. Untuk mendukung penyediaan pakan, perlu pelatihan pengolahan
pakan dan penyediaan gudang limbah. “Artinya kegiatan peternakan akan normal
kalau ketiga aspek ini dipenuhi,” urai Ismail.
Terkait pengembangan potensi
perikanan, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Ir. Farid menyatakan,
prioritas yang harus dibenahi adalah perbaikan infrastruktur jalan desa ke
lokasi budidaya rumput lait dan pembangunan gudang rumput laut.
Didamping, penyediaan sarana kesehatan, pendidikan dan pelatihan budidaya
dan pengolahan pasca panen. (SM.07)