Kota Bima, (SM).- Ratusan eksemplar buku pengadaan pihak SMAN 1 Kota Bima yang
anggarannya mencapai ratusan juta rupiah, disinyalir tak bisa dimanfaatkan oleh
siswa. Dikabarkan, buku yang dibelanjakan itu tak sesuai kurikulum dan lebih
mementingkan keuntungan berbagai pihak yang terlibat.
Informasi yang diperloh Koran ini dari sumber di SMAN 1 Kota Bima,
buku yang dibelanjakan pada tahun 2011 lalu itu tak ubahnya seperti barang
bekas yang tidak berguna. Karena hingga kini, siswa SMAN 1 Kota Bima tidak bisa
menggunakannya sebagai alat belajar. “Bukunya tersimpan begitu saja, tak bisa
digunakan karena sudah tak sesuai kurikulum sekarang,” beber sumber, Senin
(12/3).
Dia sangat menyayangkan buku yang dibelanjakan dengan harga
ratusan juta itu sama sekali tak bisa dimanfaatkan untuk proses belajar siswa.
“Dana yang saya tahu itu ratusan juta, untuk apa beli buku mahal-mahal tapi tak
bisa digunakan,” sesalanya.
Di tempat berbeda, Kepala Sekolah SMAN 1 Kota Bima, Drs. H. M.
Jafar yang ditemui di ruang kerjanya, membantah telah membeli buku sebanyak
itu. “Tak ada pengadaan sebanyak itu,” tepisnya, Senin kemarin.
Dia mengaku, tahun lalu pihaknya menerima bantuan hibah dari
Kementrian Pendidikan. Namun yang diterima tidak dalam bentuk uang, melainkan
dalam bentuk buku, masing-masing buku yang berkaitan dengan olimpiade dan MIPA.
Kemudian berikutnya lagi mendapatkan bantuan yang sama berupa ratusan buku
Sains dalam Bahasa Inggris. “Saat itu kami dapat bantuan hibah sebanyak dua
kali. Kalau dihargakan tidak mencapai ratusan juta, sekitar Rp45 juta saja,”
terangnya.
Ditanya kapan terakhir mendapatkan dana pengadaan buku? Jafar
menjawab, tahun 2011 lalu pihaknya dapat dana dari APBN senilai Rp150 juta,
tapi bukan untuk pengadaan buku melainkan pengadaan multimedia. “Alat-alat itu
juga hingga kini masih sangat bermanfaat. Jadi tidak benar adanya aduan masalah
buku yang bernilai ratusan juta itu tapi tidak dimanfaatkan,” katanya.
Di ruangan Laboratorium
Multimedia, Ridwan selaku penanggungjawab ruangan mengatakan, bantuan senilai
Rp150 juta untuk pengadaan Multimedia sudah dibelanjakan. Dalam satu paket,
peralatan multimedia itu diantaranya, komputer empat unit, satu unit server,
satu unit UPS, satu unit UPS Server, layar datar, printer dua unit, scanner,
kemudian untuk akses internet dan peningkatan. “Ratusan juta itu dibelanjakan
untuk pembelian satu paket Multimedia,” jelas Ridwan. (SM.07