Kota Bima, (SM).- Nampaknya keluhan atas sejumlah pipa bocor milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bima, di sepanjang jalan negara hingga jalan lingkungan di wilayah Kota Bima, tidak saja menyisahkan tanya dan kekesalan warga terutama pengendara, menyoal kemanan berlulintas dan keindahan jalan itu sendiri. Bahkan permasalahan klasik tak berujung solusi dari perusahaan tersebut, disentil pula Pemerintah Kota Bima.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah (Plt Sekda), Ir Muhammad Rum, pada sejumlah wartawan, Selasa (6/3) di ruang kerjanya menyatakan prihatin dan kecewa atas tindakan penggalian pipa bocor oleh PDAM Bima tersebut. Apa pasalnya, penggalian pipa sepanjang ruas jalan negara hingga jalan lingkungan itu, disamping telah merusak tatanan jalan yang telah dibuat bagus dengan kualitas yang diperkirakan bertahan dalam puluhan tahun sesuai bestek, ternyata, berdampak jelas pada kerusakan yang diakibtakan penggalian dimaksud.
Diakuinya pula, seperti yang dikeluhkan warga, selama ini, PDAM usai melakukan penggalian dan perbaikan pada lubang galian pipa bocor, tidak dilakukan penutupan dan penimbunan sebagaimana mestinya sesuai kualitas sebelumnya, “paling banter ditutup dengan semen yang kualitasnya tidak sama dengan rupa awal jalan,“ ujarnya.
Atas sejumlah lobang bekas galian di jalan yang sudah tidak rata sebagaimana awalnya, tentu memprihatinkan dan memungkinkan akan terjadi kecelakaan.
Sekda mengaku, selama ini baik saat menjabat sebagai Kepala Dinas PU maupun sebagai Sekda, tidak sekalipun dikordinasikan atau dilaporkan PDAM soal penggalian pipa bocor pada ruas jalan yang ada di Kota Bma. Mestinya, sebagai Perusahaan Daerah yang beroperasi di wilayah kota dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di wilayah kota pula, laporan dan koordinasi diutamakan, terutama pada dinas PU, “jangan main gali saja”, sorotnya.
Rum berjanji dalam waktu dekat akan menanggil PDAM Bima, sebagai wujud memperhatikan keluhan warga atas kondisi jalan berlubang dari hasil galian pipa PDAM dimaksud. Pemanggilan dimaksudkan, guna mengetahui apa alasan dan penyebab selalu dilakukan penggalian dan kenapa pula tidak ditimbun sebagaimana kondisi jalan awalnya. (SM.08).
