Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mahasiswa Ngaku Ditembak Sejajar

31 Maret 2012 | Sabtu, Maret 31, 2012 WIB Last Updated 2012-03-31T03:09:22Z

Korban luka tembak saat aksi tolak kenaikan harga BBM, Haerudin, kini terbaring lemas 
di ruangan VIP B RSUD Bima. Haerudin tertembak saat berlari dari kejaran aparat 
di sekitar Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin. (Foto BIN SM)
Bima,(SM).- Aksi tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bandara Udara Sultan Muhammad Salahuddin Kamis (29/3) berakhir bentrok. Akibatnya, sekitar puluhan mahasiswa luka-luka dan satu orang terkena tembakan. Kini, korban tembak, Haerudin, masih terkapar di VIP B RSUD Bima dengan kondisi kaki dan tangan tertembus peluru.
Belum diketahui pasti jenis peluru yang membuat mahasiswa semester VI STKIP Taman Siswa itu terluka. Namun, peluru yang menghujam kaki dan tangannya diakui Haerudin diarahkan oleh Polisi sejajar dengan massa aksi yang kabur di kejar aparat.
Pengakuan Haerudin yang ditemui di RSUD Bima Jumat kemarin, setelah aksi lempar batu, mereka dikejar oleh aparat. Polisi berlari dan berusaha mengamankan mahasiswa sembari mengeluarkan tembakan. Dirinya saat itu bersama mahasiswa lain, pun ikut berlari kearah Kampus STKIP Taman Siswa.
Baru beberapa meter melewati jembatan Palibelo, lanjut mahasiswa jurusan Bahasa Inggris itu, dirinya belum merasa terkena tembak pada bagian paha kiri. Setelah mengetahui tangan kanannya mengeluarkan darah, Haerudin baru sadar bahwa paha kirinya terkena tembakan. Saat itu juga dia meminta bantuan rekannya Alex, membopong dan mengantarkannya ke Puskesmas terdekat. “Kemungkinan Paha dan tangan kanan ini terkena satu peluru. Lebih awal dibagian paha, setelah itu tangan dalam keadaan mengayun karena berlari, terkena lagi peluru yang sama,” ujarnya.
Haerudin mengaku, polisi saat mengejar massa, tak hanya melepas tembakan ke atas, tapi juga ke arah sejajar dengan mahasiswa. Peluru yang membuatnya juga terluka, tentu berasal dari senjata yang diarahkan sejajar dengan massa . “Peluru yang kearah saya tentu bukan dari senjata yang di tembak keatas. Tidak mungkin tembak keatas melukai kami yang ada dibawah. Saya ingat posisi aparat dengan kami saat itu sekitar 200 meter,” terangnya.
Ditempat berbeda, alah seorang perawat yang berada diruangan IGD RSUD Bima mengatakan, Haerudin mengalami luka tembak pada bagia paha kiri dan tangan kanan. Kemudian saat dirontgen, tak ditemukan serpihan peluru tang bersarang pada paha dan tangan korban. “Kami belum memastikan apakah pelurunya karet atau tajam,” ujar  perawat yang tidak ingin diskebutkan namanya itu. (SM.07)
×
Berita Terbaru Update