Bima,(SM).- Aksi tolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di
Bandara Udara Sultan Muhammad Salahuddin Kamis (29/3) berakhir bentrok.
Akibatnya, sekitar puluhan mahasiswa luka-luka dan satu orang terkena tembakan.
Kini, korban tembak, Haerudin, masih terkapar di VIP B RSUD Bima dengan kondisi
kaki dan tangan tertembus peluru.
Belum diketahui pasti jenis peluru
yang membuat mahasiswa semester VI STKIP Taman Siswa itu terluka. Namun, peluru
yang menghujam kaki dan tangannya diakui Haerudin diarahkan oleh Polisi sejajar
dengan massa aksi yang kabur di kejar aparat.
Pengakuan Haerudin yang ditemui di
RSUD Bima Jumat kemarin, setelah aksi lempar batu, mereka dikejar oleh aparat.
Polisi berlari dan berusaha mengamankan mahasiswa sembari mengeluarkan
tembakan. Dirinya saat itu bersama mahasiswa lain, pun ikut berlari kearah
Kampus STKIP Taman Siswa.
Baru beberapa meter melewati
jembatan Palibelo, lanjut mahasiswa jurusan Bahasa Inggris itu, dirinya belum
merasa terkena tembak pada bagian paha kiri. Setelah mengetahui tangan kanannya
mengeluarkan darah, Haerudin baru sadar bahwa paha kirinya terkena tembakan.
Saat itu juga dia meminta bantuan rekannya Alex, membopong dan mengantarkannya
ke Puskesmas terdekat. “Kemungkinan Paha dan tangan kanan ini terkena satu
peluru. Lebih awal dibagian paha, setelah itu tangan dalam keadaan mengayun
karena berlari, terkena lagi peluru yang sama,” ujarnya.
Haerudin mengaku, polisi saat
mengejar massa, tak hanya melepas tembakan ke atas, tapi juga ke arah sejajar
dengan mahasiswa. Peluru yang membuatnya juga terluka, tentu berasal dari
senjata yang diarahkan sejajar dengan massa . “Peluru yang kearah saya tentu
bukan dari senjata yang di tembak keatas. Tidak mungkin tembak keatas melukai
kami yang ada dibawah. Saya ingat posisi aparat dengan kami saat itu sekitar
200 meter,” terangnya.
Ditempat berbeda, alah seorang
perawat yang berada diruangan IGD RSUD Bima mengatakan, Haerudin mengalami luka
tembak pada bagia paha kiri dan tangan kanan. Kemudian saat dirontgen, tak
ditemukan serpihan peluru tang bersarang pada paha dan tangan korban. “Kami
belum memastikan apakah pelurunya karet atau tajam,” ujar perawat yang
tidak ingin diskebutkan namanya itu. (SM.07)