Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mahasiswa Front Rakyat Turun Jalan Tolak Kenaikan BBM

19 Maret 2012 | Senin, Maret 19, 2012 WIB Last Updated 2012-03-19T03:17:37Z

Massa aksi melakukan demo dengan menyandra mobil pengangkut bahan bakar minyak tanah. (foto: Haris SM)
Bima, (SM).- Puluhan Mahasiswa dari berbagai elemen, seperti LSiP, LIMID, SMI, LMND, FMPS dan FZM , pada Sabtu (17/3) melakukan aksi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Massa mulai berorasi di perempatan Cabang Talabiu Kecamatan Woha dan berjalan kaki menuju depan kampus STKIP Taman Siswa sambil aktrasi teater ikal.

Massa puluhan mahasiswa itu, mulai berorasi pukul 09.15 Wita di cabang Talabiu. Selama berorasi, mahasiswa juga menyandra setiap mobil dinas yang lewat serta mobil tangki BBM. Penyenderaan itu, berlangsung sebentar namun cukup memacetkan jalanan baik yang dari arah Bima menuju Tente atau Dompu dan juga sebaliknya.
Massa juga melakukan orasi di cabang Talabiu, di atas mobil tangki yang kebetulan lewat untuk beberapa menit. Juga menyandra mobil plat Gincu dengan nomor polisi EA 1069 R dari Dompu.
Menurut Koordinator Aksi, Zego, kenaikan harga BBM sebesar Rp 1500 atau sekitar 28,75 persen berdampak luas dengan i ikuti kenaikan harga barang dan jasa.  “Kenaikan BBM, yang diikuti juga kenaikan harga barang dan jasa sangat dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah”, ujar Zeko di depan Kampus STKIP Taman  Siswa.
Kata dia, dampak yang lebih luas akan dirasakan penduduk miskin. Belum lagi dalam waktu dekat, pemerintah akan menaikkan juga harga Tarif Dasar Listrik (TDL). Hal itu cukup riskan, pasalnya Indonesia memiliki sumber daya alam yang cukup banyak. Pola kenaikan BBM dan TDL, merupakan pola model sistem kapitalis (yahudi) atau system oror.
“Pemerintah tidak pernah menstandarkan pada kondisi riil dari masyarakat Indonesia sendiri dalam mengeluarkan kebijakan kenaikan BBM”, sorotnya.
Pemerintah mestinya, acuan kenaikan itu harus berbanding lurus dengan basis produksi yang ada.  Namun pemerintah hanya tahunya, memakai logika penanaman saham dan embargo ekonomi serta politik yang dibangun oleh sistem kapitalisme. “Mari bersama mahasiswa, kita galang terus gerakan tolak kenaikan harga BBM,” ajaknya.
Zeko juga melihat perkembangan yang ada sekarang, ada gerakan perlawanan rakyat yang masih tersekat oleh kebutuhan ekonomistiknya. Ada perbedaan yang sangat menyolok antara persoalan rakyat yang satu dengan lainnya. Padahal, menurutnya, persoalan kenaikan harga BBM merupakan persoalan bersama bagi seluruh rakyat. Untuk itu, harus dibangun garis serang bersama oleh pelopor gerakan sehingga serangan bersama menuntut penurunan kenaikan BBM bisa terrealisasi. “Rezim SBY-Budiyono secara nyata menghambakan diri pada otonom neoliberalisme, dimana kebijakan yang dikeluarkannya cenderung tidak berpihak pada rakyat”, kritiknya.
Aksi demo, tidak terlihat penjagaan dari aparat keamanan. Hanya saja terlihat beberapa orang anggota polisi dari Polsek Woha yang dibantu beberapa orang dari Satuan Intel.
Pantauan SM, aksi penolakan BBM itu pun berakhir pukul 11.30 Wita dengan melakukan aksi bakar ban mobil sambil bernyanyi bersama. Aksi yang berjalan damai itu tidak terjadi tindakan anarkis, namun cukup merepotkan petugas satuan lalu lintas yang mengatur arus transportasi pola buka tutup.  (SM.12)   
×
Berita Terbaru Update