Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

HIPMI Gelar Seminar Enterpreneur Muda Mandiri

08 Maret 2012 | Kamis, Maret 08, 2012 WIB Last Updated 2012-03-08T13:06:31Z

“Seminar Diwarnai Aksi Protes Mahasiswa STIH Muhammadiyah”
Kota Bima, (SM).- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Cabang Kota dan Kabupaten Bima, Rabu kemarin bertempat di Hotel La Ila Kota Bima, menggelar seminar sehari bertajuk ‘menciptakan enterpreneur (wirausahawan) muda untuk membangun kemandirian ekonomi bangsa’.

Seminar dengan maksud memberikan pemahaman dan pencerahan pada generasi muda, jelas Ketua Panita, Eko Armansyah, dalam menumbuh kembangkan serta menyadarkan akan arti penting beriwirausaha di tengah perkembangan zaman yang semakin kompleks dengan penciptaan lapangan kerja, bukan berharap lapangan kerja datang mendekati generasi muda.
Generasi muda kata Eko, dalam pengantar panitianya, merupakan garda terdepan penerus cita-cita bangsa dan utama sekali daerah ini, menuju sebuah kemajuan yang hakiki. Generasi muda harus berpikir rasional dalam mebangun jati diri, tanpa berpikir mau kerja apa pada saatnya nanti.
Seminar yang menghadirkan mahasiswa, pemuda dan elemen pengusaha muda sebagai peserta tersebut, Ketua HIPMI Kota Bima, Rosihan, menyampaikan secara tegas, bahwa bukan saatnya lagi generasi muda berpikir menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai akhir dari cita-cita mendapatkan pekerjaan dan menjadi tumpuan harapan. PNS di zaman serba kompetisi ini, kata dia, mestinya tidak lagi ditempatkan sebagai alternatif utama soal pekerjaan bagi generasi muda.
Yang diperlukan sekarang, kata dia, adanya kesamaan presepsi dan dicarikan solusi dalam melahirkan bidang pekerjaan baru tentunya dalam dunia wirausaha.
Sebab yang disampaikan, ketua HIPMI Kabupaten Bima yang sempat menyindir ketidakhadiran pejabat Kabupaten dalam gawe mereka (HIPMI) tersebut, jadi pengusaha atau wirausaha minimal sudah ada opini umum selalu dipanggil bos, dan menjadi pengusaha tidak menutup kemungkinan menjadi Walikota. Artinya, dunia usaha jika ditekuni dengan baik lalu diserta kerja keras dan keuletan, maka keberhasilan menunggu didepan mata.
Walikota Bima, H.Qurais H Abidin, mengapresiasi kegiatan seminar yang diselenggarakan HIPMI tersebut. Katanya, dengan kegiatan semacam itu, akan dapat menumbuhkan hasrat dan niat para generasi muda untuk membuka lapangan kerja dengan berwirausaha dan bekerja tanpa berharap menjadi PNS di tengah moratorium kebutuhan pegawai di Indonesia sekarang ini.
“Saya harap, jika menekuni bidang usaha swasta, hendaknya yang diutamakan kerja keras, kejujuran dan sifat amanah. Tanpa dasar berpijak seperti itu, dalam mengembangkan usaha, dipastikan tidak akan menemukan tujuan untuk sebuah keberhasilan”, pintanya.
Liputan SM, saat sesi tanya jawab terlihat situasi seminar yang kurang kondusif. Dimana beberapa mahasiswa dari STIH Muhammadiyah Bima merasa sangat kecewa dengan seminar tersebut.
Dedy Susanto, dkk utusan mahasiswa STIH Muhammadiyah mengaku, seminar yang sedianya berbicara Menciptakan Enterpreneur (wirausahawan) Muda untuk Membangun Kemandirian ekonomi bangsa justru yang didapatkan hanyalah cerita-cerita sejarah dari masing-masing pengusaha muda itu.
“Kami ikut seminar itu bukan ingin dengar sejarah mereka, tapi bagaimana mencari sebuah solusi dalam menyelesaikan persoalan daerah ini khususnya sektor usaha mikro kecil menengah. Banyak hal yang ingin kami sampaikan mulai dari masalah financial hingga pemasaran, mulai dari kurangnya perhatian pemerintah  hingga ketidakpercayaan masyarakat terhadap terhadap produk produk local”, jelas Deddy yang diiayakan Supriadin.
Lanjut Deddy, sebenarnya kami ingin menawarkan suatu konsep yang sangat membatu pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan itu. Kata dia, semua komponen yang ada dalam masyarakat harus dilibatkan baik ormas-ormas maupun perguruan tinggi yang ada di Kota Bima dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Sebab hal ini merupakan salah satu aplikasi dari tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian terhadap masyarakat.
Ia menambahkan, sesuai yang tercantum dalam undangan, ‘HIPMI go to campus’, tetapi ada organisasi lain yang perlu dipertanyakan eksistensinya, yang mengeluarkan kata-kata yang menurut kami tidak seharusnya dikeluarkan pada saat itu yang memancing kemarahan. “Sangat disayangkan, kami yang diundang justru kami diusir. Apakah ini etika dari interpreneur muda di Kota Bima yang tercinta ini”, tandasnya. (SM.08)
×
Berita Terbaru Update