Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Harga Jagung Anjlok, Satlak Dikambing Hitam

19 Maret 2012 | Senin, Maret 19, 2012 WIB Last Updated 2012-03-19T03:36:24Z

Drs. H. Asikin Ahmad
Dompu, (SM).- Rendahnya harga jagung berkisar antara Rp1200 -1500/kg menjadi problem yang sangat  mengemuka saat ini, rerutama di Dompu. Tak tanggung – tanggung banyak pihak yang mencoba mengkambing hitamkan  Satuan Pelaksana (Satlak) PIJAR, hanya karena belum mampu menstabilkan harga  jagung.
Sekretaris Satlak, Drs.H.Asikin Ahmad tak menepis  fenomena yang menerpa Satlak belakangan ini atas anjloknya harga jagung. Hal seperti ini memang saya rasakan sendiri” ujarnya kepada sejumlah wartawan Sabtu (17/3).


Kata dia, harga jagung saat ini memang berkisar antara Rp1200 – Rp1500/kg dengan kadar air di atas 20 persen. Jadi tiap kecamatan tidak sama harganya. Ini disebkan persoalan pasar”, cetusnya.
Menurutnya, harga jagung di pasar nasional memang tengah mengalami masalah. Misalnya di Surabaya hingga Sabtu Rp 2700/kg kering pipil dengan kadar air 14 persen. Jadi perhitungan kami dengan harga Rp1500/kg petani masih memperoleh untung, katanya.
Kendati demikian persoalannya, banyak pihak yang menyalahkan Satlak. Padahal  lembaga Satlak hanya memfalitasi dan berkoordinasi dalam rangka menyukseskan program prioritas daerah dibawah kendali Bupati. Kami tidak bisa mengintervensi harga pasar karena tugas kami hanya berkoordinasi dan memfasilitasi, tandasnya seraya menambahkan, “koordinasi dengan dinas/instansi teknis dan para distributor terkait masalah harga jagung sudah kami lakukan, tapi persoalannya masih seperti ini. Bahkan kami terus memfasilitasi hal – hal tentang program  jagung sejak awal tanam sampai sekarang, terangnya.
Mestinya, lanjut mantan calon Wakil Bupati Dompu pada Pemilukada tahun 2005 lalu ini,   Perusda Kapoda Rawi Dompu yang bergerak untuk melakukan pembelian jagung. Karena disitu tersedia dana bagi  pembelian komuditi tersebut, termasuk yang bersumber dari APBD Dua tahun 2012 sebesar Rp 2M. Yang harus memainkan bola sekarang adalah Perusda, karena anggaran tersedia di situ, erangnya.
Menyinggung soal adanya desakan dari berbagai pihak agar Satlak dibubarkan, H.Asikin mengaku tidak keberatan atas keinginan berbagai pihak. Namun dia menganggap keliru jika Satlak dibubarkan. Karena perangkat kerja tersebut tetap ada selama program ini berjalan. Sebab yang terlibat dalam Satlak adalah instansi teknis seperti dinas pertanian, Bappeda, Dinas Koperindagtamben dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyeluhan Pertanian (BKP3). Kalau sekretariat Satlak dibubarkan memang ia, karena orang yang berada di dalam Sekretariat itu seperti saya adalah berasal dari luar pemerintah. Saya dengan legowo dapat menarik diri dari Satlak, katanya.
Kembali Asikin menegaskan, sebenarnya dalam tubuh Satlak ada yang tidak koneks terutama menyangkut sistem koordinasinya tidak  berjalan dengan baik.
Ia menuding, masing – masing dinas tehnis saling mengedepankan ego sektoralnya, sehingga timbul saling lempar tanggung jawab. Karena itu, Bupati harus mengambil sikap tegas dalam mengatur dan memberikan keputusan yang lebih tepat guna menangani gejolak petani terhadap menurunnya harga jagung.  Saya tak mau cari ini kesalahan siapa dalam persoalan ini. Tapi fakta yang saya alami selama berada di Satlak, sistem koordinasinya yang lemah, tukasnya. (SM.15)
×
Berita Terbaru Update