Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Beli Obat, Pasien Flu Burung Rogoh Kocek

16 Maret 2012 | Jumat, Maret 16, 2012 WIB Last Updated 2012-03-16T14:01:59Z

Bima, (SM).- Keluarga pasien yang dicurigai (suspek) terjangkit vuris H5NI di RSUD Bima mendapat perlakuan sama dengan pasien umum lainnya. Mereka rupanya menguras dompet untuk membeli obat.
Hal tersebut diakui langsung oleh para keluarga pasien flu burung ketika ditemui Suara Mandiri di pelataran ruang perawatan di RSUD Bima. “Sudah tiga kali kami beli obat,” aku Siti Hadjar, ibu dari Sulastri (1,4) tahun. Sulastri adalah salah satu dari sekian pasien yang dicurigai terjangkit virus H5NI. Siti Hadjar, mengaku semenjak dirujuk ke RSUD Bima, dirinya sudah tiga kali membeli obat di apotik terdekat.

Menurut dia, obat yang dibelinya tersebut yang tidak terdaftar dalam kartu Jamkesmas. Siti Hadjar menyebutkan, dirinya masuk di RSUD Bima dengan jaminan kartu Jamkesmas, meski secara medis telah menvonis suspek flu burung. “Tidak semua jenis obat yang ada dalam resep kita beli. Yang tidak ditanggung Jamkesmas saja yang dibeli. Awalnya saya tambah uang Rp100 ribu lebih, kemudian ada 30 ribu dan dan yang terakhir belasan ribu,” ucapnya.
Begitu pula dengan nasib yang dialami Tayu, orang tua Sultan (27) hari asal Desa Mawu Kecamatan Ambalawi. Bayinya Tayu dirujuk ke RSUD Bima Senin malam setelah divonis suspek flu burung oleh medis di Puskesmas.
Tayu pun mengalami hal yang sama, yakni sudah tiga kali menguras dompet untuk biaya tambahan beli obat. “Semenjak masuk sudah tiga kali saya dikasi resep. Sebagian obat dalam resep tidak terdaftar,” ujarnya.
Jenis obat yang tidak terdaftar dalam resep itu lah yang kita tambah. Kita tidak tahu kalau semuanya sudah ditanggung oleh Pemerintah,” ungkapnya. Siti Hadjar, Tayu dan dua orang tua penderita suspek flu burung lainnya masuk di RSUD Bima dengan kartu Jamkesmas.
Pada kesempatan yang sama, anggota DPRD Kabupaten Bima Ilham Yusuf mengunjungi pennderita suspek flu burung tersebut. Pengakuan orang tua penderita turut didengar oleh wakil rakyat tersebut. Dia menyesalkan pelayanan RSUD Bima terhadap pasien suspek flu burung tersebut dan meminta staf RSUD Bima yang ikut dalam kunjungan itu agar mengembalikan biaya yang dikeluarkan keluarga pasien.
Direktur RSUD Bima Hj. Tini Wijanari yang dikonfirmasi di ruang kerjanya, kaget ketika mendengar keluarga pasien suspek flu burung mengeluarkan biaya tambahan untuk pengobatan. “Masa seperti itu,” tampiknya.
Tini menghubungi salah seorang stafnya agar mengecek kebenaran informasi tersebut. Via telepon seluler, Tini memerintahkan pada stafnya agar mengembalikan semua biaya yang telah dikeluarkan keluarga pasien suspek flu burung itu. (SM 06)     
×
Berita Terbaru Update