Di Tanahku Tak Ada Air Mata
(Kado
Cinta Untuk Bima)
--
Akhi Dirman Al-Amin
Masih
terpahat di rekung sejarah
Pada
masa 350 Masehi
Ketika
sang Sangaji menata prasasti Wadu Pa’a*
Dan
sang elok Indra Jamrud naik tahta
Sangaji
perkasa pembawa bendera keadilan
Menjadi
pemimpin tangguh, kokoh dan berwibawa
:
Di tanahku tak ada air mata
Masa
demi masa berganti
Dana
Mbojo*
terus berbenah
Tanpa
lupa pada akar sejarah
Di
setiap sudut negeri, akan kau saksikan
Kemilau
siwe sampela mbojo berimpu mpida*
;lambang
iman yang menancap di dada
Juga
mone sampela mbojo*
Yang
berjuang di garis depan
Memanggul
adat di punggung
Menyemai
kebersamaan di segala
Tapi
kini, di setiap belahan tanahku
Akan
kau saksikan
Tangan-tangan
yang saling membunuh
Mulut-mulut
yang saling mencanci
Tak
peduli kerabat saudara
Sampela-sampela
mbojo lupa pada adat
Menjual
iman di Ama Hami*
Gadis-gadisnya
menelanjangi diri sendiri
Para
jejaka memilih mabuk-mabukan
Berteman
dengan setan
Lupa
pada batas syurga dan neraka
Dan
hari ini
Kita
saksikan Bima kita
Menjadi
arang oleh angkara
Menjadi
api oleh ketidak pedulian
Menjadi
amarah oleh keegoisan
Dimana?
Dimana
kelak anak cucu kita membangun cinta?
Dimana
mereka akan menyulam cerita?
Untuk
kita bercermin pada kehidupan
Tentang
kita yang lupa
Pada
semboyan Maja labo dahu*
Tahompara
ndai sura dou labo dana*
Masih
terpeta di relung sejarah
Ketika
sangaji menata prasasti wadu pa’a
Dan
kini, tanahku berubah abu
Berubah
darah
Mati!
:
di atahku air mata menganak sungai
Dari
wajah-wajah jelata
Wajahku.
Wajahmu. Wajah kita
n Tanah Bima. Di tengah reruntuhan. 27012012
Ket
:
- Wadu pa’a (batu pahat) : merupakan sebuah situs sejarah yang menjadi bukti bahwa Bima merupakan sebuah kerajaan Besar yang berpengaruh di masa lalu.
- Dana Mbojo : Bima
- siwe sampela mbojo = pemudi Bima
- rimpu mpida = jilbab tradisional Bima
- mone sampela mbojo = Pemuda Bima
- Ama Hami = Pada dasarnya, Ama Hami adalah sebuah tempat wisata yang berupa pantai. Cuma sayangnya banyak digunakan sebagai tempat pacaran dan hubungan yang ‘tidak sehat’ antara lelaki dan perempuan, sekalipun saat ini sudah mulai ada razia
- Maja Labo dahu (semboyan Bima) : Malu dan takut (berbuat yang tidak baik)
- Tahompara ndai sura dou labo dana (semboyan pemimpin di Bima) : tidak usah (pikirkan) saya, yang penting masyarakat dan tanah ini
KEPADA PARA PECUNDANG
-- Akhi
Dirman Al-Amin
Jangan
bermimpi dengan mematahkan kedua tanganku
Engkau bisa
membunuh pikiranku
Sebab
seluruh jiwaku telah kubaidkan bersama puisi
Melangkah ke
pelosok terasing
Mengabarkan
cinta pada semesta
Jangan
bermimpi dengan menusuk jantungku
Engkau bisa
membusukkan pikiranku
Sebab
airmataku telah kualirkan ke segala ruang
Yang akan
puisikan syair jiwaku
Menyanyikan
tembang kebenaran
Jangan
bermimpi dengan membakar tubuhku
Engkau bisa
menghanguskan jiwaku
Sebab aku
adalah puisi
Yang akan
tetap kobarkan cinta
Sampai titik
mengakhiri hidup
Aula STKIP Bima, 5 Maret 2012
JANGAN BUNUH ANAK-ANAK KITA
Jangan bunuh anak-anak kita
Atas nama budaya yang dikebiri
Festival-festival palsu pemuas hegemoni
Sehingga semakin tidak jelas ; mana emas, mana batu dan mana eek
Dan jangan salahkan anak-anakmu jika mereka terus jatuh
Terpuruk ke dalam jurang
Karena selalu menginjak eek
Aula STKIP Bima, 5 Maret 2012
Akhi Dirman Al-Amin adalah
Pembina tetaer SMAN 1 Madapangga. Mendapat 20 penghargaan di bidang kepenulisan
dan film tingkat Nasional dan Asia tenggara. Selain menulis 42 buku (Novel,
puisi, cerpen), juga menjadi sutradara & penulis naskah film, pencipta lagu
dan mengisi trainer kepenulisan di beberapa daerah di Indonesia juga di luar
negeri.