Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Aktivitas Ngoho Berganti Pembalakan Liar

29 Maret 2012 | Kamis, Maret 29, 2012 WIB Last Updated 2012-03-29T14:10:20Z

Kota Bima,(SM).- Setelah Ngoho atau peladangan liar berpindah punah dan tidak lagi jadi trand dan budaya masyarakat Kota Bima dipesisir hutan gunung, justeru pembalakan liar (penebangan pohon dihutan tutupan Negara) masih saja menjadi perilaku dan etos negative sejumlah warga. Begitu keluh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kota Bima, H Samaila S Sos, pada Suara Mandiri, Rabu (28/03) diruang kerjanya.

Disejumlah lokasi pesisir hutan dan perbukitan wilayah Kota Bima, kata Samaila, pembalakan liar acap terjadi dan sulit diatasi dan ditangani secara komperhensif dan menyeluruh pihak Kehutanan. Beberapa wilayah yang masih gandrung melakukan pembalakan liar, seperti di So Mbata Wawi, sebagian So Kabanta, So Ndano Nae dan sejumlah wilayah lainnya.
Guna memerangi para pembalak liar yang terus berkasi sepanjang tahun, pihaknya, selalu menggiatkan operasi penertiban dan operasi pencarian pelaku. Maksudnya, agar dapat meminimalisir gejala berkembangnya penyakit pembalakan liar diwilayah Kota Bima. Selain melakukan patrol rutin disejumlah lokasi yang ditengarai sebagai wilayah yang acap menjadi pemalakan liar, juga dilakukan sosialisasi dan pencerahan pada setaiap wilayah, baik di Masjid-Masjid pun dilokasi hutan.
Hebatanya, kata Samaila, selama operasi dan patrol digelar, para pelaku pembalak sangat lihai dalam beraksi. “Biasanya mereka menebang pohon pada siang hari. Sekarang beraksi dimalam hari. Belum lagi gelondongan disembunyikan disemak-semak untuk mengelabui kami saat patrol, “ujarnya. Namun pihaknya tidak kehabisan akal, gelondongan tersebut tidak langsung diambil, tetapi dibiarkan dengan cara pengintaian sambil menunggu datangnya pelaku pembalakan yang akan mengambil kayu dimaksud. “Nah saat itulah kami menangkap pelakunya.
Untuk tahun 2011 saja, jelasnya, ada dua pelaku yang telah dipolisikan terkait kasus pembalakan dimaksud. Satu diantaranya, kata Samaila, tengah menjalani massa tahanan dan satu lainnya tengah dalam proses pemeriksaan.
Ditegaskannya, tidak ada kompromi lagi bagi pelaku pembalakan liar yang selalu beraksi disejumlah wilayah hutan dan perbukitan Kota Bima. Hal itu sebagai bentuk penegasan pihaknya dalam memerangi trand negative terhadap pel;estraian hutan Negara alias hutan tutupan. Sebabnya, jika dibiarkan tanpa ada sanksi tegas, maka akan menjadi budaya yang akan menghacurkan ekositem kelestarian hutan. “Kalau hutan sudah rusak, maka mata air dan ekosistem yang ada sebagai penopang kehidupan akan berkurang bahkan punah, “ujarnya. (SM.08)
×
Berita Terbaru Update