Bima,(SM).- Berang
dengan macetnya distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bima,
puluhan warga Kelurahan Bina Baru ‘serang’ kantor PDAM Bima, Senin (12/3),
dengan menuding. PDAM sebagai mafia air yang tak peduli kebutuhan warga dan
meraup keuntungan pribadi.
Disalah satu ruangan kantor setempat, puluhan warga merangsek
masuk dan menghadap Direktur PDAM Bima. Tak hanya pria tua dan muda, ibu-ibu
pun hadir dan mempertanyakan PDAM yang terkesan tak memperhatikan masalah
kebutuhan konsumen yang sudah tidak mendapatkan distribusi air bersih.
Jika saja tak ada aparat kepolisian yang hadir dan menenangkan
protes warga saat itu, mungkin suasananya akan berbeda. Karena, warga yang
kecewa dengan PDAM Bima berteriak, menunjuk dan memarahi Direktur dan Karyawan
PDAM Bima yang ada di ruangan tersebut.
Ketua RW di lingkungan Bina Baru, Rusman nampak tak kuasa menahan
amarahnya. Menurutnya, sikap PDAM Bima seakan membiarkan distribusi air di Bina
Baru. Akibatnya, dampak yang harus dirasakan warga setempat, sangat besar. Tak
ada air seperti sudah sangat mengganggu kelancaran hidup mereka. “Kita tak
dapat pasokan air bersih ini bukan sehari dua hari. Ini sudah terjadi sejak
bulan Januari lalu,” keluhnya.
Kata dia, sehari saja tidak makan, masih ada upaya lain untuk bisa
menanggulanginya. Tapi sehari saja tidak ada air, manusia tentu tidak berbuat
apa-apa. “Bayangkan pak, kita ini tidak bisa berbuat banyak, jangankan untuk
memasak dan mandi, mencuci muka saja tidak bisa karena tak ada air,” tegasnya.
Lanjut dia, kendati PDAM Bima menangani persoalan ini dengan
mendistribusikan air menggunakan tangki, namun tak lantas memenuhi kebutuhan
air warga. Karena jumlah air yang dibawa dengan mobil tangki, tetap tak sama
dengan kebutuhan air menggunakan ledeng.
Untuk itu, dirinya juga meminta kepada PDAM Bima untuk
menyelesaikan persoalan tersebut. Karena masalah itu, tidak hanya terjadi
sekarang, tapi sejak tahun 2006 silam. Setiap kali musim hujan datang, warga
Bina Baru kesulitan mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM Bima. “Masalah ini
harus dibuatkan pernyataan secara tertulis, jika tidak kami tidak akan beranjak
dari tempat ini,” ancamnya.
Karena warga meminta dibuatkan pernyataan, Direktur PDAM Bima, Ir.
H. Ramli mengajak perwakilan warga untuk urung rembuk di dalam ruangannya. Dari
sekian permintaan warga, ada dua hal yang urgent untuk segera dilakukan oleh
pihak PDAM Bima, yakni pipa yang selama ini selalu rusak karena banjir,
dialihkan ke tempat lain agar bisa aman dan tidak terganggu oleh banjir.
Kemudian yang kedua, sembari menunggu pipa diperbaiki, layanan air bersih untuk
warga Bina Baru tetap lancar di distribusikan dengan mobil tangki. “Kami
sanggupi keinginan warga itu,” ujarnya menyanggupi.
H. Ramli juga menjelaskan, macetnya distribusi air selama ini,
karena banyaknya pipa yang rusak karena banjir. Untuk itu, butuh waktu untuk
memperbaikinya kembali. Terutama di sejumlah lahan sawah, pihaknya dibenturkan
dengan masalah dengan pemilik sawah yang tidak ingin pipa di digali pada
lahannya, karena padi yang sudah mulai menguning. “Ada sekitar empat petak
sawah yang dialiri pipa rusak. Saat ini kami masih terus bernegosisasi dengan
pemilik lahan untuk bisa menggali pipa tersebut,” katanya.
Dia bahkan berjanji, masalah tersebut akan diselesaikan tiga hari
kedepan. Selama itu pula, untuk mengantisipasi kebutuhan air di Bina Baru,
pihaknya akan melancarkan pendistribusiannya dengan menggunakan mobil tangki.
(SM.07)