Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pupuk Langka, Kantor Disegel

13 Februari 2012 | Senin, Februari 13, 2012 WIB Last Updated 2012-02-13T01:26:06Z
Bima. (SM).- Dipicu kelangkaan pupuk, kantor Unit Pelayanan Tehnis Dinas (UPTD) Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kecamatan Woha disegel mahasiswa asal Desa Kalampa Kecamatan Woha. Sejak Rabu hingga Jum’at (10/2), pelayanan di kantor setempat lumpah karena masih dalam kondisi disegel.
Kepala UPTD Pertanian Woha, Ahmad Hakim AM.d mengatakan, penyegelan kantornya sudah berlangsung tiga hari. Mahasiswa Kalampa melakukan penyegelan kantor, dipicu kelangkaan pupuk dan tingginya harga jual di tingkat pengecer.
Ahmad merasa heran dan bertanya soal pemahaman para mahasiswa yang mengklaim di wilayah Kecamatan Woha masih kekurangan pupuk. Karena sejauh ini, pupuk yang sudah didrop di seluruh desa di Kecamatan Woha mencapai 255 ton sesuai Rencana Devinitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Menurutnya, kebutuhan akan pupuk urea untuk musim tanam 2012, secara keseluruhan mencapai 255 ton. Pihaknya bersama camat, sudah sering kali turun melakukan monitoring akan kebutuhan pupuk urea bagi petani.. Disamping monitoring, pihaknya juga melakukan razia terhadap pengecer yang tak memiliki ijin di sekitar pasar Tente. “Kamis (9/2) kemarin, kami bersama Muspika Woha melakukan razia di sekitar pasar tente terhadaap pengecer liar,” papar Ahmad.
Katanya, dari hasil razia itu di temukan 3 orang pegadang atau pengecer liar. Sehingga diamankan di polsek Woha dan Bagian Trantib Kecamatan Woha. jadi, tidak ada alas an untuk dikatakan masih kelangkaan pupuk saat sekarang. Pengecer, pada dua hari yang lalu mendrop pupuk untuk desa Pandai sebanyak 6 ton. Demikian juga untuk desa Keli, 3 ton. Desa Risa juga 3 ton bahkan jum’at pagi (kemarin. Red) sudah di bongkar pupuk untuk desa Donggobolo sebanyak 3 ton. “dari hasil monitoring kami, tidak ada petani yang keluhkan kekurangan pupuk urea,” ujarnya.
Dengan demikian, diharapkan agar para mahasiswa Kalampa, segera membuka kembali kantor UPT Dinas Pertanian Woha agar pihaknya bisa memberikan pelayanan terhadap masyarakat Woha.  “Selama kantor disegel, saya tetap melaksanakan tugas dan pelayanan dilangusungkan di rumah saya. Sedangkan staf, intensif melakukan monitoring,” aku Ahmad.
Sedangkan Irwan, warga Kalampa berharap agar pemerintah harus tanggap terhadap tuntutan masyarakat. Disamping itu juga, mahasiswa juga hendaknya jangan memaksakan kehendak, tuntutan sudah dipenuhi pemerintah makanya segera segel kantor dibuka kembali.  “Saya berharap agar adik-adik mahasiswa, membuka segel, karena tuntutan sudah dipenuhi,” harap Irwan, Jum’at (10/2) kemarin di Kalampa.
Lanjutnya, tindakan mahasiswa menyegel kantor harus dikomunikasikan sebagai alat penekan, bukan sebagai wujud anarkis. Namun yang harus diperbaiki kedepan, adalah pengawasan. Pasalnya, situasi kelangkaan pupuk ada saja yang memanfaatkan untuk memperoleh keuntungan secara pribadi.
Mahasiswa demo, wajar mengingat harga pupuk bisa mencapai Rp 200 Ribu persak. Jadi harga itu sudah jauh dari harga Eceran tertinggi (HET) yang di tetapkan oleh Pemerintah.  Di saat petani kelangkaaan pupuk. Muncul pegadang dadakan seperti tukang ojek, bahkan dengan sengaja pengecer membuat pedagang siluman. “Hal inilah yang harus di awasi dengan ketat,” tandas Irwan. (SM.12
×
Berita Terbaru Update