Bima,
(SM).-
Pecahnya peristiwa di Kecamatan Lambu Desember tahun lalu, juga berdampak pada
pendistribusian beras miskin (Raskin). Terhitung sejak bulan Januari hingga
Februari ini, raskin di sejumlah desa kecamatan setempat, belum bisa
didistribusikan.
Camat
Lambu, Drs. Mustafa, M. AP mengakui adanya keterlambatan pendistribusian raskin
untuk Rumah Tangga Sasaran (RTS) di Kecamatan Lambu. Hal itu dikarenakan aksi
masyarakat Lambu yang menolak pertambangan. Akibatnya, Bulog memilih untuk tidak
mengantarkan beras tersebut, karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan. "Bulan Januari lalu sebenarnya bisa didistribusikan, karena massa
juga tahu dan tidak menyerang dengan membabi buta. Jadi warga bisa mengerti”,
ujarnya saat dihubungi via celuller, Sabtu (11/2).
Kendati
pihaknya sudah mendapatkan info, warga di sejumlah desa sudah menyetorkan uang
untuk membayar raskin, namun hingga Sabtu siang, jatah raskin Kecamatan Lambu
belum masuk. "Laporan dari sejumlah warga, uang sudah disetor. Kami akan
cari tahu, apakah uang itu sudah disetor ke Kepala Desa atau langsung ke Bulog”,
ungkapnya.
Menyoal
desa mana saja yang belum menyetor uang raskin, Camat yang baru beberapa hari
dilantik itu mengaku juga belum mengetahuinya. Dia berjanji akan menelusuri,
agar warga Lambu segera mendapatkan raskin. "Jumlah keseluruhan RTS di
Lambu saya tidak hafal, tapi kami akan usahakan supaya pencairannya bisa segera
dilakukan”, jelasnya.
Di
tempat berbeda, Kepala Sub Divisi Regional II Bulog Bima, Liliq Nurkholiq
melalui Kasi Akuntansi, Sukarnadin membenarkan adanya keterlambatan pencairan
raskin di Kecamatan Lambu. Tetapi, dua hari yang lalu, Bulog sudah
mendistribusikannya. “Januari lalu distribusinya memang terlambat. Terhambatnya
karena aksi demonstrasi yang memblokir jalan di kecamatan setempat”, akunya.
Menurutnya,
untuk Lambu, raskin didistribusikan dua bulan sekaligus. Tapi, hingga Sabtu
kemarin, dari semua desa, hanya dua desa yakni Desa Sumi dan Rato yang belum
dapat jatah raskin. "Dua desa itu belum ada yang bayar”, tambahnya. (SM.07)