Bima,(SM).- Tak terima
mendengar kalimat kasar, salah seorang dosen melayangkan pukulan atas
mahasiswanya. Rahmad (mahasiswa,red) tak memberikan perlawanan atas ulah sang
dosen, Mahasiswa semester akhir Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Hamzanwadi Bima itu lebih memilih menempuh upaya hukum.
Sebagaimana laporan Rahmad di
Mapolres Bima Kota, pemukulan yang dilakukan Sjd (dosen,red) Senin (13/2)
sekitar pukul 10.30 wita itu berlangsung di kampus STIT Sunan Giri Bima. Sjd
memukul Rahmad dengan tangan mengepal sebanyak dua kali, dan mengarahkan ke
bagian mulut. Akibat penganiayaan itu, Rahmad mengalami luka robek pada bibir
kiri dan bawah, bengkak pada pipi kiri dan merasakan sakit pada bagian gigi.
Sjd yang dimintai keterangan
menjelaskan, sekitar pukul 10.45, dia dengan dua anaknya keluar dari kamar
kecil dan menuju kantor, berpapasan dengan Rahmad. Saat itu, mahasiswa yang
tengah menyelesaikan skripsi itu memberitahu, besok (hari ini,red) ingin
menggelar aksi. “Rahmad berjalan dengan dua orang temannya. Setelah memberitahu
mereka hendak aksi, saya menjawab singkat dan persilahkan atas aksi yang
direncanakan,” urai Sjd.
Jawaban singkat darinya,
ditanggapi kasar oleh Rahmad dengan mengatai dirinya bodoh begitu saja dan
kalimat pedis lain yang tak bisa dia terima. Kata dia, kalimat yang dilontar
Rahmad, tidak mencerminkan seorang mahasiswa. “Setelah mendengar kalimat itu,
saya langsung memukul wajah Rahmad,” akunya.
Sjd mengaku hanya memukul sekali,
tepat dibagian wajah. Tapi saat itu, Rahmad menangkis pukulannya. Diakuinya
juga kalau Rahmad tidak memberikan perlawananan. “Saya tidak memukulnya dengan
berkali-kali, hanya sekali saja,” terang pria yang menjadi sekretaris Program
Studi Bahasa Indonesia STKIP Hamzanwadi Bima.
Dia juga meluruskan, dirinya
bukan seorang dosen, tapi tenaga administrasi di STKIP Hamzanwadi Bima.
Demikian juga dengan Rahmad, bukan mahasiswa STIT Sunan Giri Bima, melainkan
mahasiswa STKIP Hamzanwadi Bima. (SM.07)