Bima, (SM).- Dinas Kesehatan (Dikes)
Kabupaten Bima menggelar pertemuan advokasi desa siaga lintas sektoral
Kabupaten Bima tahun 2012, Rabu (22/2) di Hotel La Ila Kota Bima. Kegiatan yang
dihadiri beberapa dinas terkait seperti Bappeda, BPMdes, BPBD,TP. PKK, Dinas
Dikpora, PU dan RSUD Bima menghadirkan pembicara dari Staf Ahli Promosi
Keseharan (Promkes) Dinas Kesehatan Propinsi NTB Dharma Cakra, M. Kes.
Kepala Dikes Kabupaten Bima, drg.
Siti Hajar Yoenoes melalui Kabag Humas dan Protokol Setda Bima, Drs Aris
Gunawan mengatakan, kesehatan sebagai hak asasi manusia belum menjadi milik
setiap manusia Indonesia karena berbagai hal seperti kendala geografis dan
sosial budaya. Oleh sebab itu, menurutnya agar kesehatan bagi setiap penduduk
yang terbatas kemampuannya secara ekonomis dan pengetahuan yang masih rendah
perlu terus diperjuangkan dengan memberdayakan kemampuan mereka.
“Keberadaan desa siaga merupakan
program dari Menteri Kesehatan yang diharapkan sebagai kegiatan ujung tombak
dalam menangani masalah yang terjadi di tengah masyarakat seperti kesehatan dan
bencana alam”, ajamnya.
Lebih jauh Siti Hadjar menjelaskan,
tujuan desa siaga, diantaranya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan, meningkatkan kewaspadaan dan
kesiap-siagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, meningkatnya kesehatan lingkungan di desa dan
meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri
dalam bidang kesehatan.
Di kabupaten Bima terdapat 168 desa
siaga aktif dengan kategori pratama, dengan jumlah Puskesmas sebanyak 20 buah
dan jumlah Bidan siaga sebanyak 95 orang.
Sementara itu, Staf Ahli Promosi Kesehatan Dikes Propinsi Dharma Cakra menjelaskan perlunya desa siaga dikembangkan, karena pengalaman setengah abad Indonesia merdeka pendekatan top down tidak berhasil menekan angka kematian di Indonesia, proses belajar (lesson learning) desa siap antar jaga, masalah kesehatan tambah beragam dan dimensinya meluas, pembelajaran dari negara-negara tetangga dan negara maju bahwa penting memberdayakan masyarakat.
Sementara itu, Staf Ahli Promosi Kesehatan Dikes Propinsi Dharma Cakra menjelaskan perlunya desa siaga dikembangkan, karena pengalaman setengah abad Indonesia merdeka pendekatan top down tidak berhasil menekan angka kematian di Indonesia, proses belajar (lesson learning) desa siap antar jaga, masalah kesehatan tambah beragam dan dimensinya meluas, pembelajaran dari negara-negara tetangga dan negara maju bahwa penting memberdayakan masyarakat.
“Dengan adanya advoksai desa siaga
yang dilaksanakan pada hari ini, saya harapkan adanya tindak lanjut untuk
merealisasikan di desa-desa se Kabupaten Bima”, tandasnya. (SM.04)