Kota Bima,
(SM).- Menyikapi isu amoral akhir-akhir ini yang mengeliat di Kota Bima
yang menciderai daerah Bima yang dikenal dengan nilai –nilai religiusnya, perlu
untuk disikapi secara serius oleh Pemerintah Kota Bima. Karena perilaku amoral
tersebut tidak saja dilakukan oleh masyarakat biasa tapi sudah beralih
dilakukan oleh aktor-aktor pendidik dan penegak kebaikan mulai dari seorang
pengajar, sampai penegak hukum.
Untuk itu,
Pemerintah Kota Bima dan aparat kepolisian jangan menutup mata dan santai
menyikapi kasus amoral seperti itu, tetapi harus tegas memberikan hukuman
seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku.
“Bila perlu
guru dan polisi yang tidak tahu malu itu segera dipecat, dipecat dan dipecat
karena mencoreng nama baik instansi guru dan kepolisian, juga bangsa ini”,
pinta Amirullah, Presiden Mahasiswa STAI Muhammadiyah Bima, dalam pres
releasenya, Rabu kemarin.
Kata dia,
kejadian demi kejadian sebagaimana dilansir Suara Mandiri beberapa hari lalu,
seperti seorang guru SD yang tega merampas kegadisan siswinya, kemudian kasus
seorang polisi tertangkap basah ketika berduaan dengan seorang perempuan dan
terindikasi melakukan perzinahan, serta kasus lain yang tak terungkap adalah
peristiwa yang memilukan bagi daerah dan bangsa ini.“Orang yang mesti dijadikan
teladan dan melakukan penegakan hukum justru bersanding dengan kelakuan bejat
yang amoral dan tidak berperikemanusiaan”, sorotnya.
Secara pribadi
dan kelembagaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Muhammadiyah Bima mengutuk
perilaku bejat yang dilakukan oleh guru dan aparat kepolisian yang terjadi di
Kota Bima. Dan meminta Pemerintah Kota Bima dan apar kepolisian untuk mengusut
tuntas kejadian amoral yang terjadi di lingkup Kota Bima. “Kami tetap mengawal
proses penyelesaian beberapa kasus amoral yang ada di lingkup Kota Bima. Karena
daerah dan bangsa ini mesti dibangun dari pondasi bangunan moral yang kuat”,
ungkapnya.
Lanjutnya,
hanya ada dua pilihan memperbaiki daerah ini sehingga menjadi daerah yang
moralis dan diridhoi Allah SWT. Pertama, pemerintah dan penegak hukum harus
segera mengambil langkah tegas dan berikhtiar untuk menyelesaikan kasus amoral
yang terus terjadi di daerah ini. terus menyuarakan dan menggalakan kegiatan
yang menunjang perbaikan karakter generasi.
“Kalau tidak,
kita hanya punya pilihan kedua. Yakni kita hanya jadi penonton yang hanya
berkomentar dan berapologi”, tandas Amirullah. (SM.04)