Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Wartawan Nyaris Dilibas Pendemo

27 Januari 2012 | Jumat, Januari 27, 2012 WIB Last Updated 2012-01-27T00:32:30Z

Bima, (SM).- Aksi unjuk rasa menuntut pencabutan SK 188 oleh sekitar belasan ribu massa Kecamatan Lambu, Sape di Kantor Bupati Bima Kamis (26/1) kian beringas. Beberapa wartawan nyaris jadi korban pendemo lantaran disangka Polisi.   
Diantaranya wartawan yang nyaris jadi korban kebringasan massa tersebut yakni M. Yusril, wartawan Harian terbitan Mataram dan Erik Irawadin, wartawan cetak terbitan Bima. Keduanya diantara wartawan yang nyaris ditebas oknum massa lantaran dikira polisi.
Sebelum aksi pembakaran kantor Pemkab terjadi, Pemimpin Redaksi Harian Umum Suara Mandiri, Junaidin yang sempat turun memantau aksi di Pemkab Bima saat itu, sempat bersitegang dengan salah seorang pendemo yang mencurigainya sebagai Intel Polisi, karena saat orasi berlangsung,  Pemred SM itu sibuk menerima telepon dan membalas pesan singkat SMS via HP.

Untungnya, salah seorang pendemo itu langsung menghindar setelah yang bersangkutan menunjukkan identitas kewartawanannya. “Setelah saya tunjukkan ID Card, oknum warga itu langsung menghindar dan bergabung dengan massa lainnya di depan pintu gerbang kantor Bupati Bima,” urai Joe, sapannya.
Sementara M. Yusril, dihampiri oleh pendemo yang bersenjata saat asyik mengambil gambar diantara kerumunan massa yang tengah beringas menghancurkan kantor Pemkab Bima. Salah seorang diantara massa yang menanyakan pada yang bersangkutan. “Saat menanyakan identitas saya, oknum warga itu mau melibas saya dengan parang dari bagian belakang. Untung saja saat itu saya cepat menunjukan identitas wartawan pada,” kisahnya.
Selain ditunjukan identitasnya, ada juga diantara massa lainnya yang melarang agar tidak menggangu wartawan. “Bahkan massa yang larang itu mengantar saya keluar dari halaman kantor Pemkab sampai di pintu gerbang,” tuturnya.
Lepas dari oknum massa tersebut, lanjut Yusril, ada lagi satu orang massa yang menanyakan padanya yang sambil mengambil gambar. Yang satunya sedikit santun, meski bagian Yusril sempat dicakar. “Saya jelaskan lagi bahwa saya wartawan. Bahkan sebelum kejadian naas yang nyaris merenggut nyawa saya ini, , ada kejadian serupa  awal pertama massa tiba di kantor Pemkab Bima,” akunya.
Cerita Yusril, dirinya nyaris dihakimi massa lantaran mengira anggota Polisi. Saat itu dirinya tengah asik mengamnbil gambar dengan kamera. “Saya sudah mau dihakimi, tapi ada diantara massa yang melarang,” ucapnya.    
Lain lagi kisah yang dialami Erik Irawadin. Pria berbadan tambun itu nyaris ditebas lantaran melarang diantara massa untuk tidak membakar sepeda motor milik wartawan. “Saya langsung dikejar sembari mengeluarkan parang,” kenangnya.
Erik langsung mengambil langkah seribu menyelamatkan diri. Selain nyaris dibunuh, ada empat unit sepeda motor yang dibakar oleh massa. Dua unit diantaranya, sepeda motor milik wartawan media cetak terbitan Bima. (SM 06)
×
Berita Terbaru Update