Bima, (SM).-
Kisruh penolakan tambang di Kecamatan Lambu, kian berkepanjangan. Kali ini
kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bima
yang jadi sasaran.
Sekitar belasan
ribu massa yang dikabarkan gabungan lima Kecamatan membakar
dua fasilitas Pemerintahan tersebut saat melakukan aksi demonstrasi
besar-besaran Kamis (26/1). Kedua kantor itu dibakar massa pukul 14.00 wita. Gabungan massa tersebut mendatangi
pusat Pemerintahan Kabupaten Bima dengan
tiga gelombang. Gelombang pertama massa dari
kecamatan lain, selain massa
dari Lambu dan Sape.
Gelombang
pertama, massa
yang datang dari Kecamatan lain arah wilayah Kabupaten Bima bagian Barat. Tiba
di Kota Bima sekitar pukul 10.00 wita. Gelombang kedua massa dari Kecamatan Sape dan Lambu yang datang
dengan sepeda motor. Massa
gelombang ke dua ini, tiba sekitar pukul 10.30 wita. Jumlah massa tersebut mencapai 300-an orang. Massa yang datang pada
gelombang ketiga, yang paling banyak, jumlahnya diperkirakan lebih 10 ribu
orang.
Massa gelombang ke tiga tersebut, datang
dengan menggunakan 24 angkutan truk bak terbuka, 1 bus umum, 64 pick up dan
sekitar 600-an sepeda motor. Massa tersebut
langsung gabung dengan massa
awal. Massa
dari Kecamatan Lambu dan Sape tersebut, konsentrasi di lapangan Pahlawan Kota
Bima. Dari lokasi tersebut, massa
berjalan kaki menuju kantor Pemkab Bima. Sepanjang jalan, massa berorasi yang intinya cabut SK 188.
Setiba depan
kantor Pemkab Bima, massa
langsung beringas dengan mendobrak pintu masuk utama halaman kantor Pemkab Bima
pada bagian Timur dan Barat. Namun tidak berlangsung lama, dicegat anggota massa lainnya.
Orator terus
saja berorasi, begitu pula dengan massa
terus merobohkan pagar tembok dari ujung Timur hingga ujung Barat kantor Pemkab
Bima. Satu per satu pagar besi dari plat, roboh. Ironisnya, massa mencokel satu per satu besi pagar itu.
Rupanya besi pagar yang dicongkel tersebut, dijadikan ‘senjata’ oleh massa. Tak lama kemudian,
massa mulai
beringas. Kantor pos jaga anggota Pol PP bagian Timur yang pertama kali di lempari
dengan batu.
Suasana tenang
seketika, namun tak berlangsung lama. Massa
mulai merobohkan pintu pagar bagian Timur kantor Pemkab Bima. Satu per satu massa mulai memasuki
halaman kantor Pemkab Bima. Pintu pagar bagian Barat juga dirobohkan massa, satu per satu massa
mulai memasuki halaman kantor Pemkab Bima. Aksi pelemparan mulai mewarnai
insiden dalam halam kantor Pemkab Bima. Puluhan Polisi tetap siaga.
Entah dipicu
oleh apa, tiba-tiba saja belasan ribu massa
berlari menuju ruangan pada kantor Pemkab Bima. Sementara Polisi yang dipimpin
langsung Kapolres Bima Kota AKBP Kumbul memilih untuk kabur.
Insiden
pengerusakan kantor Pemkab Bima tidak terbendung lagi. Kaca-kaca pada setiap
ruangan kantor Bupati Bima, wakil Bupati Bima maupun Bagian-bagian lainnya
hancur dalam waktu seketika. Asap mulai mengepul dari bagian tengah kantor
tersebut. Dalam hitungan menit, kobaran api mulai terlihat jelas. Suara
tembakan gas air mata dari aparat Kepolisian terdengar beberapa kali. Dengan
sekejap, si jago merah menguasai komplek kantor Pemkab Bima.
Yang tidak
sempat disentuh oleh kobaran api fasilitas perkantoran dalam komplek kantor
Pemkab Bima tersebut, hanya gedung Paruga Parenta, kantor Bapeda, kantin pada
bagian belakang dan Waserda.
Selebihnya,
semua hangus terbakar. Mobil Polisi pengangkut kawat berduri, dirusak massa. Empat unit sepeda
motor hangus terbakar, satu unit mobil pemadam kebakaran dirusak, satu unit
mobil tangki air dirusak.
Kapolres Bima
Kota AKBP Kumbul yang dimintai keterangan atas tindak brutal massa
usai massa
bubar, belum bisa memberikan komentar. “Sebentar dulu, kami masih harus urus
yang ini dulu,” ucapnya. (SM 06/SM.07)