Bima. (SM).-
Pembuangan Sampah di halaman Pasar Tente dikeluhkan para pedagang dan pemilik
kios, pasalnya sampah menumpuk timbulkan bau tak sedap. Bahkan sering
timbulkan perkelahian, antar warga dan para pedagang.
M Saleh H Dali
salah seorang pedagang dalam pasar Tente mengatakan, sampah di dalam pasar
dikumpulkan dan di buang di lahan yang ada di pasar. Sampah tidak sedikit
setiap harinya, “Untuk membersihkan los pasar, kami bayar buruh dari Sumba,” ujar Saleh
Menurutnya,
sampah di pasar Tente sangat banyak. Petugas pasar tidak ada yang mau
membersihkan los, sehingga para penyewa los dengan terpaksa menyewa buruh.
Sungguh ironis, Kecamatan Woha punya mobil sampah namun tak dipakai untuk
membuang sampah. Malah mobil itu digunakan untuk kepentingan lain. “Mobil
Sampah ada di Kecamatan, namun tak pernah dipakai untuk angkut sampah. Hal ini kan sangat lucu, mobil
dibeli untuk sampah dari hasil pajak,” kesal Saleh.
Lanjutnya,
tumpukan sampah akan lebih berbahaya saat musim hujan seperti sekarang. Belum
lagi, bau yang tak sedap akibat membusuknya sampah. Ironisnya lagi, sampah itu
di buang dalam lokasi pasar. Sehingga lahan sempit, timbulkan cekcok antara
penghuni dengan pembuang sampah.
Kata
dia, Tente merupakan pusat ekonomi masyarakat Kae, setiap orang dari Kecamatan
Belo, Parado, Monta, Palibelo dan Langgudu, Lambitu serta Woha saat datang ke
pasar sudah pasti bawa sampah baik organic maupun non organic. Masyarakat di
pasar Tente menilai pemerintah tak peduli dengan sampah yang ada, ada kesan
sampah itu sengaja di biarkan. “Apa harus ada korban, baru mau melek
memperhatikan sampah. Harus jatuh korban, atau munculnya berbagai penyakit,”
tanya Saleh. (SM.12)