Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Pungli, Seret Nama Kepala UPTD Dikpora

13 November 2010 | Sabtu, November 13, 2010 WIB Last Updated 2010-11-13T01:47:27Z
Bima, (SM).- Isu Pungutan Liar (Pungli) terus menghiasi jajaran Dinas Dikpora Kabupaten Bima, kini muncul dugaan penarikan uang di Sekolah Dasar se-Kecamatan Woha oleh oknum kepala Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD), HMA.
Setiap Sekolah Dasar telah dipatok nilai yang harus disetor, yakni masing-masing Rp100 ribu. Ironisnya, penarikan dana berlabel pengadaan keramik lantai dengan dalih pemulihan nama baik Pimpinan Proyek (Pimpro) kantor UPTD setempat.
Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima, Drs. A.Zubair H.AR disebut-sebut oleh oOknum Kepala UPTD sebagai Pimpro pembangunan gedung yang ditinggal rekanan, tanpa melanjutkan item pekerjaan pemasangan keramik lantai setempat.1
Salah seorang Kepala SD inisial AH kepada Koran ini membenarkan, tingkah oknum Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Woha HMA yang menarik dana pada setiap sekolah sebesar Rp100 ribu. “Sudah dua kali kami setor uangnya”, aku sumber.
AH meceritakan, penarikan dana tersebut gagasan langsung Kepala UPTD Dikpora dalam sebuah rapat bersama dengan para Kepala-kepala sekolah di Kecamatan Woha. Dalam rapat tersebut, kata AH, Kepala UPTD meminta sumbangan dana diperuntukan bagi pengadaan keramik lantai pada kantor UPTD Dikpora Kecamatan Woha. “Memang di kantor itu belum ada keramiknya tapi kenapa banyak sekali uang dikumpulkan”, herannya.
Untuk sekolahnya, papar AH, telah menyerahkan dua kali senilai masing-masing Rp100 ribu. Kata dia, pada dasarnya pihaknya tidak memiliki dana di sekolah untuk memenuhi permintaan sumbangan dimaksud. “Terpaksa kita siasati dari dana lain”, terangnya.
Dana tersebut kata AH, tidak diserahkan langsung oleh pihaknya kepada Kepala UPTD, akan tetapi ada staf UPTD yang datang “tagih” di sekolah. “Dua kali kita serahkan bertepatan dengan pencairan dana BOS”, ungkapnya.
Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Woha, HMA yang dikonfirmasi di kediaman pribadi A.Zubair, Kamis kemarin, awalnya membantah menarik dana di setiap SD di Kecamatan Woha. “Tidak ada kita tarik maupun potong dana di sekolah”, elaknya.
Belakangan HMA akhirnya mengakui kepada Koran ini pernah menarik dana pada setiap SD se Kecamatan Woha masing-masing sebesar Rp100 ribu. Dana yang ditarik itu untuk pegadaan keramik lantai kantor.
“Soalnya di kantor kita belum ada keramiknya. Saya memintai sumbangan kepada sekolah tersebut untuk mengadakan keramik sekaligus menjaga nama baik Pimpro yaitu pak Zubair. Dana itu bukan untuk saya pribadi”, akunya.
HMA mengaku, dari 31 unit SD yang ada di Kecamatan Woha, masih ada beberapa sekolah yang belum menyerahkan dana sumbangan tersebut. “Pokoknya masih ada sekolah yang belum serahkan. Yang tahu persis bendahara”, akunya lagi.
HMA membantah dana yang ditarik kepada sekolah tersebut sudah dua kali yang dikumpulkan. “Tidak benar sudah dua kali. Baru satu kali saja. Siapa orang yang bilang seperti itu? Tolong dikasi tahu saya”, tepisnya.
Ia mengaku tidak pernah menyuruh kepala sekolah mengambil dana BOS untuk memenuhi permintaan sumbangan tersebut. “Terserah kepala sekolah mau mengambil dana yang mana. Saya tidak pernah menyuruh mereka ambil dari dana BOS”, tegasnya. (SM.06)
×
Berita Terbaru Update