Bima, (SM).- Kecelakaan Lalulintas (Lakalantas) di wilayah hukum Polres Bima merupakan jumlah tertinggi tingkat nasional. Sepanjang tahun terakhir, jumlah Lakalantas mencapai angka 70 persen peningkatan, dibanding jumlah tahun-tahun sebelumnya.
Wakapolres Bima, Kompol Dwi Wahyuddin SIk, Senin lalu, saat dengar pendapat dengan Komisi I DPRD Kabupaten Bima, menjelaskan, peningkatan intensitas Lakalantas di wilayah Polres Bima, kebanyakan dialami pengendara roda dua dan pejalan kaki. Hal itu, disebabkan ketidakdisplinan pengendara mentaati aturan lalulintas. Bentuk pelanggaran yang acap dilakukan pengendara, ujar Dwi, kurang sadarnya pengendara baik roda dua pun roda empat terhadap sejumlah kelengkapan kendaraan yang laik dan standar.
Khusus roda dua, ungkap Wakapolres, pengendara dominan tidak mematuhi peraturan lalulintas yang telah termaktub. Semisal, masih banyaknya pengendara yang enggan mengenakan helm. Padahal, penggunaan pengaman kepala tersebut sangat bermanfaat dalam meminimalisir jika terjadi musibah kecelakaan. Belum lagi, kelengkapan lain yang mestinya ada dan perlu, sering diabaikan oleh para pengendara.
Sebab lain terjadinya kecelakaan lalulintas selama ini, dikarenakan infrastruktur jalan, yang tidak memenuhi standar kelayakan keselamatan (masih banyak jalan berlobang). Ditambah rambu-rambu, baik rambu mati (petunjuk lalulintas) pun rambu hidup (lampu jalan) yang kebanyakan tidak berfungsi dengan baik. “Hambatan dan permasalahan semacam itu, penyebab meningkatnya jumlah lakalantas”, terangnya.
Meningginya jumlah lakalantas di Polres Bima, berujung pada perintah langsung dari Dirlantas Polda NTB, agar secara rutin melakukan operasi (razia) terhadap keberadaan kendaraan di wilayahnya. Pernyataan itu, sekaligus menjawab pertanyaan dan sorotan sejumlah anggota Komisi I, soal seringnya dilakukan operasi penertiban oleh jajaran Satlantas, terutama di pos penjagaan Panda. “Operasi penertiban yang sering dilakukan, akibat dari meningginya jumlah lakalantas dan merujuk dari perintah langsung Dirlantas Polda NTB”, tandasnya. (SM.08)
