Bima, (SM).- Sekitar ribuan pohon Kopi Tambora yang ditanam di atas areal sekitar 146 HA dari luas areal Hak Guna Usaha (HGU) 500 HA di Desa Sori Bura Kecamatan Tambora Kabupaten Bima setiap tahun, hasil panennya menurun terus akibat kekurangan dana untuk biaya perawatan seperti untuk biaya pembelian pupuk, biaya penanaman kembali yang baru dan biaya pembersihan areal kopi dan beberapa biaya lain.
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Bima, Ir Heru kepada wartawan di ruangan kerjanya Sabtu (30/10) membenarkan bahwa beberapa tahun terakhir ini hasil panen Kopi Tambora menurun karena kekurangan dana untuk biaya pembelian pupuk, proses regenerasi tidak dilakukan penanaman kembali dan beberapa faktor lain seperti hujan lebat pada waktu mulai berbunga sehingga bunganya gugur yang menyebabkan tidak bisa menjadi buah kopi, dan pohon kopi rata-rata telah berumur 20 hingga 30 tahun.
“Kopi Tambora antara tahun 2008 hingga 2009 bisa menghasilan PAD dari Rp 300 juta hingga Rp 500 juta, namun pada tahun sekarang menurun akibat tidak dipupuk dan terkena hujan lebat pada waktu mulai berbunga yang menyebabkan bunganya gugur sehingga tidak bisa menjadi buah kopi”, urainya.
Heru mengaku, selain dari faktor kekurangan dana untuk biaya perawatan, juga ada beberapa factor lain seperti harga kopi setiap tahun menurun terus yang pada saat ini antara Rp 9000,- hingga Rp 11.000 per Kg dan selain itu faktor pengamanan yang berat karena kebun kopi tidak dipagar secara ekstra ketat yang menyebabkan 47 orang tenaga rutin tidak bisa melakuakn apa-apa, padahal di sana kebun kopinya dikelilingin oleh perkampungan penduduk.
“Mengantisipasi persoalan ini, Dinas Perkebunan Kabupaten Bima terpaksa mencari pihak ketiga dan bagi yang mengelolah bisa ajukan proposal ke daerah Kabupaten Bima“, pinya. (SM.04)