Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Menelisik Aktifitas Penambang di So Mpori Lembo

27 Oktober 2010 | Rabu, Oktober 27, 2010 WIB Last Updated 2010-10-27T11:05:41Z
Demi merajut hari esok yang lebih baik, ditengah kerasnya tantangan hidup yang menghadang, membuat siapapun dari kita harus surfive dan mencari nafkah dengan cara apapun, meski itu bukan keahlian. Hembusan angin yang menyibak di So Mpori Lembo Kelurahan Kodo, menghentak lamunan setiap manusia ingin berburu emas di perbuktitan itu. Retorika merubah nasib seakan menyelimuti nurani masyarakat di sekitar So itu. Bagaimana aktifitas masyarakat penambang emas di So Mpori Lembo, berikut hasil telusur M Aris Effendi, Wartawan Suara Mandiri.

So Mpori Lembo merupakan daerah teritori Kelurahan Kodo Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, ditengarai mengadung logam mulia (emas) itu tepatnya berada di sekitar wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Bima. Jarak dari ibukota Kota Bima sendiri sekitar 5 Km.
Menuju lokasi itu tidak terlau sulit, meski berada 6 Km diatas permukaan laut atau berada di perbukitan sebelah selatan jalan Negara menuju sape. Tinggal diarahkan kendaraan kita berbelok ke kanan di jalan Lingkungan Oimbo Kelurahan Kumbe, tidak lebih dari sepuluh menit,sampailah pada lokasi tersebut.
Tidak ada yang istimewa awalnya, lokasi So Mpori Lembo. Hanya yang terlihat akftifitas petugas pengakut sampah menuju TPA dimaksud, pula aktifitas peladang pemilik watasan di So Mpori Lembo, pun terkadang terlihat aktiftas masyarakat pemecah batu.
Menjadi heboh ketika masyarakat berbondong-bondong mengais rejeki “harta karun emas” yang katanya tertimbun dibelahan bumi So Mpori Lembo itu. Potret ini seketika menjadi hingar bingar dan meluas informasinya hingga ke pelosok wilayah Kota Bima. Hingga ratusan orang dari berbagai Kelurahan, mendatangi lokasi guna menggali kandungan emas yang terendap di perbukitan tersebut.
Seperti diungkap salah satu warga Kodo, M Said. Selama empat hari belakangan, banyak orang datang menggali bongkahan bebatuan yang ada di perbukitan itu. Dirinya pun ikut mengais rezeki yang sama. Dalam benaknya, tumpukan tanah dan bebbatuan hasil galian, yang telah di kemas dalam karungan isi 20 an kilo, dapat menghasilkan puluhan gram emas.
Iapun belum bisa memastikan apakah ada kandungan emas pada setiap tumpukan karung yang berisi tanah dan bebatuan tersebut. Dia, hanya berusaha terus menggali dan menggali. Sebab tumpukan karung itu, akan dibeli oleh seseorang yang mengaku bisa mengelola secara gelondongan bebatuan yang mereka kumpulkan. Berapa harga satu karung isi 50 likoan itu, dirinya menjawab, hanya dinilai sekitar Rp 20 ribua saja.
Warga penambang lain, Jamal, juga mengungkapkan, keinginan mencari emas di lokasi itu, berdasar hembusan isu yang iapun belum tahu kejelasanya. “katanya bebatauan dan tanah di sini, ada kandungan emasnya, “ujarnya polos. Sembari menyeka keringat yang terus mengucur di keningnya. (saat di konfirmasi, Jamal, tengah menggali bongkahan batu ukuran besar dengan linggisnya).
Sementara Mar Imah Warga Oimbo Kelurahan Kumbe, bertutur pada Koran ini, demi memastikan ada kandungan emas dilokasi So Mpori Lembo, dirinya telah mengutus salah seorang anaknya ke Dompu dengan membawa contoh bebatuan dan tanah yang ada di lokasi. Kebetulan kata Mar Imah, anaknya itu pernah mencari emas di Kabupaten Sumbawa. “Semoga saja ada kandungan emasnya nak. Kita sudah bersusah payah menggali tanah dan bebatuan disini, belum lagi harus menumbuk hingga menjadi serbuk, “keluhnya pada Koran ini.
Sepanjang perbukitan So Mpori Lembo, sekarang dipenuhi masyarakat pencari emas. Mereka beraktifitas secara berkelompok.dan tidak sedikit yang menggali secara perorangan. Masyarakat penambang musiman dan insidentil itu, datang ke lokasi,kadang berjalan kaki,mengendari sepeda motor dengan berbagai alat galian yang tercantel di bodi sepeda motornya, pun ada yang menggunakan kendaran roda empat. Aktifitas itu berlangsung sejak pagi buta hingga malam hari.
Watasan yang dulunya sepi, bahkan dari cerita sebagian pemilik watasan di lokasi tambang emas itu, sangat angker. Praktis berubah menjadi ramai dan layaknya pasar malam kalau dimalam hari. Lampu senter dan petromaks berkilau menyinari areal tambang. Meraka seakan berpacu dengan waktu, bahwa esok sejuta impian berubah jadi kenyataan. Akankah itu menjadi kenyataan, entahlah.
Merujuk dari fenomena yang berkembang, Walikota Bima serta jajaran Muspida, pun tidak tinggal diam, guna menyikapi informasi yang berkembang, bahwa di lokasi So Mpori Lembo ada kandungan emasnya. Tepatnya hari Senin lalu, Walikota Bima H Qurais H A Bidin SE, beserta rombongan, berkunjung langsung di lokasi yang ditengarai mengandung emas dan tengah di tambang masyarakatnya.
Pada saat itu, Walikota sempat menanyakan kebenaran kandungan emas pada sejumlah warga yang tengah menambang. Hingga seseorang diantara penambang mempraktekan kebenaran kandungan emas tersebut. Namun Walikota tetap menganggap bahwa di lokasi tersebut, belum ada kpastian kandungan emas, sebelum dilakukan tes lab atau uji ilmiah atas kandungan bebatuan dan tanah yang ada di So Mpori Lembo.
Kata Walikota saat itu, silakan sementara waktu masyarakat melakukan penggalian. Namun ditegaskannya, jangan sekali-kali menggunakan zat kimia (air raksa). Sebabnya akan mengganggu dan mencemarkan lingkungan serta berdampak pada manusia itu sendiri. Dilain pihak Qurais, menegaskan, bahwa apapun bentuk pertambangan, mesti sesuai dengan aturan yang berlaku. Artinya harus melewati berbagai macam izin pertambangan.
Dilematis adalah realitas yang muncul. Disatu sisi masyarakat berharap ada hasil dari jerih payahnya. Kepastian ada kandungan emas pun tak menentu. Hanya gali dan gali yang dilakukan, sampai kapan pun tak jelas juntrungannya. Kalaupun benar adanya, pemerintah harus membuat regulasi yang jelas atas pertambangan tersebut. Atas nama kesejahteraan rakyat, jangan hanya retorika picisan saja. Semoga. ***
×
Berita Terbaru Update