Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Usut Penembakan Bachtiar, TPFR Bima Dibentuk

10 Januari 2013 | Kamis, Januari 10, 2013 WIB Last Updated 2013-01-11T02:21:02Z

Bima, (SM).- Kematian, Bachtiar, salah satu dari 5 orang terduga teroris yang tewas ditembak Densus 88 Mabes Polri di Kabupaten Dompu akhir pekan lalu memicu inisiatif Ormas membentuk Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi (TPFR) Bima.

TPRF Bima terbentuk atas inisiatif Organisasi Masyarakat (Ormas) yang menilai ada kejanggalan atas penembakan 5 orang terduga teroris, sekaligus merehabilitasi nama daerah Bima. Sedikitnya 12 Ormas mendukung pembentukan TPFR Bima. Diantaranya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima, JAT Wilayah Nusra, An Naba, LDK STKIP Bima, LBH Amanah dan HMI Cabang Bima.
Dalam pernyataan persnya, Ketua MUI Kabupaten Bima, KH Abdurahim Haris mengatakan, pihaknya prihatin atas berbagai kasus yang terjadi di wilayah Bima belakangan ini, misalnya konflik sosial yang berakhir korban jiwa. Kejadian demi kejadian yang beruntun terjadi tersebut, mencemarkan nama daerah Bima yang dikenal dengan santun dan agamais. “Akhir-akhir ini muncul kasus terorisme yang kami yakini tidak ada teroris di Bima, walaupun ada dari Poso yang lari ke Bima,” paparnya.
Dilatari berbagai kejadian tersebut, ungkapnya, dibentuk tim yang akan mencari fakta serta untuk merehabilitasi nama daerah Bima pada umumnya. “Bentuk kegiatan untuk mencari fakta dengan investigasi di lapangan,” jelasnya.
Ia mengatakan, TPFR Bima terdiri dari 12 Ormas yang muncul untuk menjawab pertanyaan masyarakat tentang kasus terorisme. “TPFR akan berkerja lama dengan tanpa limit waktu dan hasilnya akan diumumkan pada publik,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua TPFR Bima, Hadi Santoso, mengatakan, tim ini terbentuk diawali dengan adanya kejanggalan serta berita sepihak. “Kami di Bima, tahu berita dari luar Bima. Kami di Bima sendiri tidak tahu,” sorotnya.
Hadi juga menyinggung soal status siaga I untuk pulau Sumbawa yang diklaim Mabes Polri setelah kejadian penembakan di Kabupaten Dompu. “Kami di Bima sendiri tidak ada merasa trauma. Aktifitas tetap berjalan,” tuturnya.
Fakta awal yang ditemukan TPFR Bima atas peristiwa penembakan di Kabupaten Dompu yang salah satunya menewaskan, Bachtiar, adalah yang bersangkutan tidak pernah ke luar daerah sebagai yang diakui Mabes Polri bahwa, Bachtiar, burunan dari Poso. “Yang bersangkutan setiap harinya beraktifitas menjual kue,” tegasnya. (ima)     
×
Berita Terbaru Update