Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Baru 32 Porsen Warga Bima Konsumsi Garam Yodium

15 Desember 2012 | Sabtu, Desember 15, 2012 WIB Last Updated 2012-12-15T06:48:05Z

Bima, (SM).- Kesadaran warga Bima mengkonsumsi garam beryodium baru sekitar 32 porsen dari total keseluruhan  penduduk yang ada. Tentu berpijak dari tingkat kesadaran yang masih kurang untuk hidup sehat dengan mengkonsumsi garam yodium. Demikian data terkahir yang dirilis Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperidag) Kabupaten Bima, Jum’at (15/12).

Pada Suara Mandiri, Kepala Disperidag, Drs.Dody Sumadhi, mengaku, data tersebut merujuk dari hasil pantau dan sensus lapangan yang dilakukan pihaknya. Padahal selaku pemerintah, pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk menyadarkan masyarakat untuk mengkonsumsi garam beryodium. Mulai dari menyiapkan kebijakan tentang penganggulangan Gaky dari aspek produksi disitribusi dan konsumsi, mendorong produsen garam untuk melakukan fortifikasi garam, penyuluhan dan pendidikan pada masyarakat untuk mengkonsumsi garam beryodium, termasuk mendorong petani garam dan pengawasan terhadap garam yang beredar serta pelarangan garam tidak beryodium dan garam beryodium yang tidak memenuhi Standar Nasional Industry (SNI). Namun fakta lapangan kebiasaan turun temurun konsumsi garam non yodium tetap membudaya.
Yudium yang dilarutkan pada garam non yudium atau pada garam hasil olah air laut petani, jelasnya, sesungguhnya merupakan zak mikro yang diperlukan untuk tumbuh dan perkembangan makhluk hidup utama sekali manusia.
“Jadi mengkonsumsi garam beryudium dapat menghindari masayarkat dari berbagai penyakit yang ditimbulkan atas garam non yudium, “jelasnya sembari menjelaskan perlunya manusia mengkonsumsi garam beryodium, untuk membentuk hormon tiroksi yang berfungsi mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan mulai dari janin hingga dewasa.
Masyarakat yang beresiko akibat kurangnya mengkonsumsi garam beryodium diantaranya, ibu hamil bisa keguguran, sementara janinnya berpengaruh negatif mulai dari lahir mati, caat bawaan. Kemudian pada anak dan remaja, dapat menyebabkan gondok, gangguan pertumbuhan fisik dan mental serta Hipotiroid Juvennile.
Dody berharap, garam yang dijual dan dikonsumsi masyarakat sudah beryodium atau tidak menggunakan garam non yodium. Sehingga gangguan dan penyakit yang ditimbulkan dari mengkonsumsi garam non yodium sebagaimana kebiasaan yang telah membudaya ditengah masyarakat, dapat diminimalisir. (ris)
×
Berita Terbaru Update