Bima, (SM).- Puluhan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)
Muhammadiyah Bima Rabu kemarin menggelar aksi solidaritas atas insiden dugaan
pemukulan dan pengancaman oleh Bupati Bima pada sejumlah mahasiswa di Desa Doro
O’o beberapa waktu lalu. Dalam aksinya, mahasiswa mengutuk tindakan arogansi
dan premanisme seorang kepala daerah pada rakyatnya.
Aksi yang dilakukan di perempatan
pasar raya Bima itu dikawal ketat oleh aparat Polres Bima Kota. Tak hanya
berorasi, mahasiswa juga menyandera dua mobil dinas yang bernomor polisi EA 106
X dan EA 108 X. Untung saja dua Mobdis yang disandera mahasiswa itu tak
berlangsung lama, karena Polisi yang melakukan penjagaan segera melepas.
Koordinator Lapangan, Bimo dalam
orasinya menegaskan, tindakan arogansi dan premanisme seorang pemimpin kepada
mahasiswa Doro O’o, merupakan cerminan seorang pemimpin yang diktator. Memukul
hingga mengancam membunuh mahasiswa dengan senjata api, merupakan tindakan yang
tidak semestinya dilakukan oleh seorang kepala daerah. “Kami atas nama
mahasiswa mengutuk keras aksi premanisme Bupati Bima tersebut,” tegasnya.
Kata dia, aksi kekerasan yang
dilakukan Bupati dan ajudannya itu akan terus didorong untuk diselesaikan
secara hukum. Pihaknya pula akan terus mengawal proses hukum atas laporan
mahasiswa terhadap tindakan Kepala Daerah itu. “Kami tentu tak akan tinggal
diam, kami akan terus mengawal proses hukum tersebut,” katanya.
Mahasiswa lain juga yang melakukan
orasi menyampaikan aspirasi yang sama. Bupati Bima yang merupakan bapak daerah
yang mestinya memberikan contoh dan teladan yang baik pada rakyatnya, justru
melakukan hal yang tidak patut untuk di contoh. (SM.07)