Kota Bima, (SM).- Seorang pelajar MTsN 1 Kota
Bima, Elvan Rusandi Akbar (14) dianiya Ir, Satpam
sekolah setempat, saat berada di lingkungan sekolah. Akibatnya, Elvan mengalami
luka benjol di dahi kirinya. Atas kejadian itu, keluarga Elvan mengadu ke
aparat Kepolisian Resort Bima Kota.
Awal dugaan penganiayaan, terjadi sekitar
pukul, 10.30 wita. Saat itu, Elvan dan sejumlah kawannya keluar kelas dan
berkumpul di lingkungan sekolah karena tak ada guru. Tak berapa lama, Satpam
yang tak lain adalah pelaku datang dan menyuruh anak-anak sekolah tersebut
untuk masuk sekolah. Melihat, Irvan, seluruh siswa sekolah berhamburan menuju
kelas. Sementara, Elvan berjalan dengan santai. “Karena saya jalan, saya
kemudian dipukul dari belakang dengan menggunakan batang kayu kelor,”
terangnya.
Akibat pukulan dari batang kelor itu,
terlihat sebesar jari telunjuk mengenai kepalanya. Lantaran lentur, ujung kayu
mengenai dahi bagian kanan. Setelah sampai di kelas, masih tak ada guru. Namun
baru beberapa saat masuk kelas, bel tanda pulang sekolah berbunyi. “Di dalam
kelas cuma sebentar saja terus bunyi bel”,
tutur Elvan
yang juga disaksikan kakak beserta ibunya.
Setelah bel pulang, ia langsung menuju rumahnya.
Meski dalam keadaan dahi benjol, sesampainya
di rumah belum ada satu pun keluarga yang tahu peristiwa yang dialami Elvan. Keluarga baru tahu, ketika keluarga curiga
lantaran Elvan
mengenakan topi dan tiba-tiba meminta untuk pindah sekolah. “Kami bingung kok dia tiba-tiba minta pindah sekolah,” ujar
Sovia, ibu kandung Elvan saat ditemui di kediamannya di Kelurahan, Pena Raga, Kecamatan Raba, siang kemarin.
Akhirnya, ia dan keluarga lainnya tahu kalau
anaknya tersebut dianiaya di sekolah.
Mengetahui Elvan
dianiaya, sontak keluarga pun marah tak terkecuali Khairul kakak kandungnya.
Saat itu juga, Khairul kembali mengajak Elvan menuju sekolah guna meminta penjelasan
Ir dan pihak sekolah mengenai apa yang dialami adiknya. Namun sesampainya di
sekolah, tak ada satu pun guru yang bisa ditemui, terlebih Ir. Hingga akhirnya,
Khairul bersama adiknya masuk ke ruang Kepala Sekolah Drs Hasan MPd. Khairul,
kakak korban meminta untuk dipanggilkan Ir untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Karena Ir sudah pulang, Hasan tak bisa
memenuhi permintaan tersebut. Meski demikian, terang Khairul, Kepala Sekolah
juga menyayangkan tindakan Satpam tersebut. Sebab, di setiap arahan pada apel
dan Imtaq, dirinya selalu mengingatkan kepada bawahannya untuk tidak ada lagi
penganiayaan terhadap siswa seperti yang terjadi di sekolah-sekolah lain. Namun
karena tak ada kepastian, Pihaknya pun memilih mengadukan peristiwa tersebut ke
aparat Polres Bima Kota. “Adik saya juga sudah divisum di RSUD Bima dan dikawal
oleh dua anggota Polisi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Drs Hasan M.Pd,
saat dikonfirmasi di kediamannya membenarkan adanya keluarga siswa yang datang
mengadukan penganiayaan. Diakuinya, awalnya dirinya merasa kaget karena tak
tahu peristiwa tersebut. “Ada benjolan di kepalannya, sempat saya olesi dengan
minyak angin,” terangnya.
Yang jelas, lanjutnya, siapapun orangnya tak
dibenarkan memukul siswa. Apalagi hingga mengakibatkan bekas seperti yang
dialami oleh elvan.
Sama seperti yang telah diungkapkannya ke
Khairul, bahwa setiap apel dan Imtaq dirinya tetap mewanti-wanti guru untuk tak
berlaku kasar terlebih memukul siswa. “Saya paling marah kepada guru kalau ada
yang pukul siswa,” ujar Hasan.
Mengenai laporan yang dilayangkan, pihaknya
memang sudah tahu. Pihaknya tak bisa melarang karena itu merupakan hak korban.
Namun dirinya tetap membuka pintu jika kasus ini kembali dibicarakan secara
kekeluargaan.
Ditambahkannya, dirinya juga merasa sangsi Ir
bisa berbuat seperti itu tanpa alasan. Pasalnya, dirinya juga sudah meminta
klarifikasi terhadap Ir. Awalnya, Ir tak mengakui perbuatannya, namun setelah
dirinya menanyakan untuk kedua kalinya, Ir
akhirnya mengakui. Berdasarkan pengakuan Irvan, tindakan tersebut dilakukan
karena diolok-olok oleh Elvan saat disuruh masuk ke kelas. “Dia mengolok-olok
dengan pantanya,” terang Hasan. Ia sendiri mengenal Irvan sebagai pribadi yang
pendiam dan selalu berperilaku baik di sekolah. Jika saat istirahat,
teman-temannya berkumpul di kantor, Irvan tetap berada di pos jaga.(SM.08)