Bima, (SM).- Utusan Mabes Polri datang ke Maktap (Sekretariat) Jama’ah Ansyarut Tauhid (JAT) Wilayah Nusra di Kelurahan Melayu Kota Bima, Selasa (15/5). Mereka diterima Amir JAT Wilayah Nusra Ustad Abdul Hakim.
Kehadiran tiga orang utusan tersebut juga diterima pengurus JAT Wilayah Nusra lainnya. Kunjungan untuk yang pertama kali dilakukan jajaran Polri itu dalam rangka bersilaturrahmi dengan Ormas Islam, salah satunya JAT.
Jubir JAT Wilayah Nusra Ibnu Mansyur menyebutkan, kedatangan tiga orang utusan dari Polri tersebut masing-masing Briptu Hermanto sebagai Inspektorat di Polda NTB, Briptu Zarkasi satuan Intelkam Polda NTB dan Bripka Abdul Haris satuan Intelkam Polda NTB.
“Mereka datang ke JAT Wilayah Nusra dalam rangka silaturrahmi dengan pengurus Jama’ah. Selain itu bersilaturrahmi untuk melihat secara dekat dan melihat JAT yang sesungguhnya,” tuturnya saat ditemui di kediamannya.
Amir JAT Wilayah Nusra menyampaikan rasa senangnya pada ketiga tamu utusan Polri tersebut, karena sudah dikunjungi. “Selama ini belum pernah ada yang berkunjung secara terbuka, hanya ngintip saja,” tukasnya.
Selama ini Polri berasumsi bahwa JAT sangar, angker, menakutkan bahkan tertutup untuk umum. Dalam kesempatan itu, Amir JAT menyampaikan undangan lisan untuk hadiri pengajian Jama’ah JAT yang dilakukan di Maktap JAT.
“Siapapun silakan datang, baik itu jajaran Polri, MUI atau instansi terkait lainnya atau siapa saja yang ingin menyaksikan langsung pelaksanaan pengajian. Atau kita yang mendatangi. JAT siap dialog dengan siapapun juga. Misi JAT melaksanakan perintah Allah secara kaffah berdasarkan Al-qur’an dan sunnah,” paparnya.
Jubir JAT menuturkan, dihadapan utusan Polri tersebut Amir JAT menyayangkan asumsi kebanyakan pihak luar yang menilai JAT tanpa fakta dan dasar. Padahal dari sisi lain, tidak mau melihat kiprahnya JAT memperbaiki umat.
Amir JAT mencontohkan fakta yang terjadi, misalnya di sekitar Kelurahan Melayu. Kebanyakan preman-preman maupun pecandu Narkoba sudah banyak yang mengikuti pengajian dengan JAT dalam dua tahun terakhir.
“Dulu, pekerjaan sehari-hari mereka mabuk-mabukan atau melakukan maksiat. Istri-istri mereka memakai celana pendek. Setelah mengaji, mantan preman dan pecandu narkoba itu kini kesehariannya sholat lima waktu di mesjid,” paparnya.
Bahkan mereka-mereka (mantan preman dan pecandu narkoba) sekarang ini sudah menjadi da’I andalan JAT menyampaikan dakwah. Istri mereka sekarang sudah memakai jilbab, bahkan ada yang memakai jubah dan cadar,” sambungnya.
Amir JAT menyampaikan berulang-ulang kali pada utusan Polri tersebut bahwa JAT terbuka untuk umum dan tidak tertutup sebagaimana yang diasumsikan. Setiap anggota JAT, memiliki buku panduan resmi sebagai pegangan.
Soal keberadaan Laskar JAT, juga disinggung Amir JAT dalam kesempatan tersebut. Kata Ibnu Mansyur, keberadaan Laskar tersebut dianggap lumrah sebagaimana keberadaan laskar-laskar pada organisasi lainnya.
“Keberadaan Laskar ini sudah diberitahukan secara resmi pada pihak Kepolisian. Lascar ini bertugas untuk mengamalkan amal makruf nahi mungkar, menyuruh pada perbuatan baik dan mencegah pada perbuatan munkar sebagaimana yang diperintahkan dalam surah Al-Imran ayat 104,” jelas Amir JAT yang dikutip Jubir JAT Wilayah Nusra. (SM 06)