Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Musyarawah Mufakat harus jadi Sandaran Awal

24 Mei 2012 | Kamis, Mei 24, 2012 WIB Last Updated 2012-05-24T05:11:08Z
Kota Bima,(SM).- Dalam menyelesaikan masalah, terlebih konflik, ada banyak cara yang bisa dilakukan dan mendapatkan hasil terbaik. Musyawarah dan mufakat harus tetap menjadi sandaran awal untuk mengupas perbedaan dan silang pendapat yang akhir-akhir ini berakhir dengan tindakan anarkis dan adu fisik.
Hal tersebut disampaikan Asisten III Setda Kota Bima, Syahrullah, MH pada saat sambutan pembukaan Dialog Publik Sehari dengan tema Mengurai Akar Konflik dan Solusi Pencegahan Unjuk Rasa Anarkis di Wilayah Bima yang digagas oleh Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bima, Rabu kemarin.
Kata Syahrullah, salah satu contoh fenomenal dampak lemahnya mengedepankan musyaaawarah dan mufakat pada penyelesaian masalah yakni akhir dari aksi tolak tambang di Kecamatan Lambu yang berujung pada pembakaran kantor Bupati Bima. Kejadian tersebut sangat perlu dihindari bersama, karena tindakan anarkis bukan cara-cara yang beradab. “Kita sebagai bangsa Indonesia harus tetap bersandar pada musyawarah dan mufakat untuk menyelesaikan persoalan,” ajaknya.
Selain masalah itu, dirinya juga menyesalkan masalah bentrok warga Melayu dan Kolo. Kendati persoalan dimulai dengan cara-cara kekerasan, mestinya tetap mengedepankan musyarawah dan mufakat. “Semuanya, masalah apapun, dengan duduk bersama, akan lahir solusi yang terbaik untuk kedua belah pihak,” katanya.
Ditengah merebaknya aksi dan sengketa pendapat baik seluruh Indonesia maupun khususnya di Bima, Syahrullah memberikan apresiasi untuk GP Ansor yang telah menggagas kegiatan tersebut. Dia berharap, semoga dari diskusi publik tersebut, akan lahir pemikiran-pemikiran dan solusi yang membuat semua keinginan bisa berjalan dengan baik.
Sebelumnya, Ketua Panitia pelaksana Muhammad Ardyansah,ST dalam laporannya mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan maksud menjembatani perspektif-perspektif yang berkembang,  dan mengkonsolidasikan gagasan-gagasan cerdas dalam sebuah kegiatan Diskusi Publik.
Dengan tujuan utama agar dapat mereduksi tumbuh berkembangnya paham penyelesaian masalah yang mengedepankan kekerasan, juga mampu memberikan pencerahan ilmiah kepada kelompok-kelompok gerakan mahasiswa dan LSM tentang mekanisme solutif bebas konflik dalam memperjuangkan aspirasi-aspirasi masyarakat.
Mempertegas posisi dan proporsi elemen sipil non-parlemen sebagai corong aspirasi damai yang memperjuangkan tuntutan masyarakat secara santun, berbudaya dan bersahabat, serta mengajak kelompok-kelompok gerakan mahasiswa dan LSM untuk melakukan upaya rehabilitasi citra akademik yang selama ini telah terstigma sebagai pengusung ide-ide anarkisme dalam berunjukrasa. (SM.07)    
×
Berita Terbaru Update