Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Puluhan Honorer ‘Mengamuk’

10 April 2012 | Selasa, April 10, 2012 WIB Last Updated 2012-04-10T04:26:44Z

Massa merusak pintu pagar depan kantor Bupati Dompu. (Foto Dedy SM)
Dompu, (SM).- Puluhan tenaga honorer menggelar unjuk rasa di Dompu, Senin (09/3), menyusul dugaan penyimpangan yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Dompu, karena meloloskan data sejumlah honorer yang tidak memenuhi syarat sebagai CPNS jalur data base Kategori I (K1).
 Aksi unjuk rasa massa gabungan tenaga honorer dan para mahasiswa dari organisasi LMND itu mulai berlangsung pukul 08.30 wita. Aksi diawali di gedung DPRD Dompu dibawah pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Massa dalam orasinya, menuntut pemerintah agar membatalkan daftar nama honorer yang lolos ferivikasi BKN sebanyak 173 orang.

Menurut mereka, sejumlah tenaga honorer yang lulus, ada yang tidak memenuhi persyaratan administrasi sesuai dengan mekanisme yang berlaku, diantaranya SK pengangkatan Bupati yang dikantongi di atas 2005, akibat direkayasa oleh sejumlah oknum pejabat mulai di tingkat SKPD tempat mereka bertugas dan indikasi permainan uang ditingkat BKD. Disamping itu, terdapat juga mereka yang hanya mengantongi SK tapi tidak pernah mengabdi, tapi di loloskan.
Beberapa menit berorasi, massa aksi diterima sejumlah anggota DPRD Dompu  melalui dialog diantaranya Ketua Komisi I Sirajuddin SH, Ketua Komisi II H.Didi Wahyudi SE. Dalam dialog itu, massa kembali membeberkan dugaan kejanggalan tersebut. Mereka pun meminta pihak DPRD agar proaktif  dan mengambil sikap kontrit dalam menyelesaikan masalah dihadapi ratusan tenaga honorer yang  diangkat tahun 2005 namun tidak diloloskan sebagai CPNS K1.
Ketua Komisi II H.Didi Wahyuddi menilai, ada permainan  busuk yang terjadi di BKD Dompu, sehingga yang tidak memenuhi syarat bisa lolos ferivikasi di BKN. Dia yakin BKN hanya memproses lebih lanjut data yang dikirim oleh BKD. “Hal ini patut ditelusuri, kemudian para pelaku dapat ditindak secara hukum. Sebab ulah oknum pejabat di BKD telah merugikan nasib  tenaga honorer yang mengabdi dan mengantongi SK tahun 2005,” tegasnya.
DPRD harus segara mengeluarkan rekomendasi kepada Bupati agar memending proses lebih lanjut terhadap data tenaga honorer 173 yang lulus K1. Disamping itu, dewan pun  harus membentuk   Panitia Khusus (Pansus) yang akan meneliti dan mengevalusi dugaan  pelanggaran hukum terhadap pengusulan data tenaga honorer K1.
Usulan Ketua Komisi II, diamini pimpinan rapat yang juga Ketua Komisi I Sirajuddin SH. Ia berjanji akan segera menyampaikan aspirasi pengunjuk rasa kepada unsur pimpinan DPRD, kemudian dibahas pada tingkat Banmus supaya segera dibentuk Pansus mengenai data tenaga 173 honorer yang lolos K1.
Beralih dari dari gedung DPRD, massa dibawah koordinator lapangan (Koorlap) Aruji SE, aktifis LMND menuju kantor Bupati Dompu. Mereka kembali berorasi soal yang sama. Bahkan menutut Bupati supaya menemui massa guna memberikan penjelasan langsung atas adanya dugaan manipulasi data tenaga honorer dari 173 orang yang lolos CPNS K1. Massa menganggap, lolosnya sebagian tenaga honorer yang tidak memenuhi syarat dalam K1, tidak terlepas dari indikasi permainan dilingkar pejabat teras Dompu diantaranya Bupati dan Kepala BKD.
Lantaran tak ada tanda-tanda Bupati mau menerima massa, suasana pun berubah memanas. Beberapa orang honorer melakukan pengerusakan terhadap pintu pagar kantor Bupati hingga tumbang. Setelah itu, pintu tersebut digeret hingga ke badan jalan. Aparat kepolisian hanya  bisa menonton tindak anarki massa yang melakukan pengerusakan terhadap sarana dimaksud.
Ditengah keberingasan massa, datang tawaran  Plh Sekda H.Agus Buhari SH, M.SI yang akan menemui mereka. Tapi sayang massa menolak mentah – mentah rencana kedatangannya. Karena dari awal massa kepingin bertemu dengan Bupati, untuk menjawab langsung pertanyaan serta aspirasi yang mereka sampaikan.
Tak puas disitu, massa aksi menuju ke kantor BKD Dompu, baik berjalan kaki maupun menggunakan  mobil open cup yang membawa sound sistem.  Lagi – lagi kantor tersebut menjadi sasaran empuk massa sebagai bentuk luapan kekecewaan mereka terhadap kinerja para pejabat yang ada di tempat itu.
Massa melempari  kaca jendela ruangan kepala BKD H.Moh Syai’un SH serta  beberapa ruangan lainnya, hingga pecah seribu. Beberapa diantaranya seperti Kaimuddin dan Ramli tenaga honorer menerobos ke dalam ruangan. Mereka mengobrak abrik asrsip, kaca pintu samping dihancurkan, dan pintu WC pun di rubuhkan serta merusaki beberapa perangkas di dalamnya. Aksi menjadi brutal dan semakin tak terkendali.
Untungnya Kepala BKD berserta stafnya tak satupun berada di dalam ruangan. Mereka sudah meninggalkan kantor beberapa jam sebelum massa tiba. Pusat kemarahan massa pada kantor tersebut yakni Kepala BKD H.Moh Syai’un, stafnya BKD Fera dan Kabag Pengembangan Pegawai Nurdin. Selang beberapa menit kemudian, Plh Sekda dan Kepala BKD datang ke tengah massa aksi untuk memberikan penjelasan terkait substansi persoalan honorer K1.
Plh Sekda mengatakan, jika massa menemukan kejanggalan terhadap data diantara tenaga yang lolos ferifikasi BKN K1 sebanyak 173 itu, agar segera disampaikan kepada BKD, supaya  dapat disampaikan kepada BKN untuk melakukan ferifikasi dan falidasi ulang. Karena  BKN telah memberikan kesempatan selama 14 kepada masing – masing pihak yang keberatan terhadap hal itu, terhitung sejak pengumuman dikeluarkan oleh BKD.
Hal senada juga disampaikan Kepala  BKD. Dia pun berjanji akan menyampaikan aspirasi para pedemonstran tenaga honorer tersebut ke BKN. Bahkan dia siap berada di belakang tenaga honorer, asalkan ada jaminan bahwa para pengunjuk rasa tidak melakukan tindakan anarkis.
Namun penjelasan kedua pejabat tersebut semakin menyulut emosi massa. Mereka tetap saja berupaya melakukan pengerusakan terhadap kantor BKD. Kemudian tibalah keinginan Bupati menerima massa melalui dialog diruangan rapat terbatas pada kantornya.
Dalam dialog itu, sekitar lima orang massa aksi yang memberikan pernyataan dan membongkar data sejumlah tenaga honorer yang   terindikasi merekayasa data. Seperti Aruji, Agus, dan Ramli. Setelah mendengar keluhan dan aspirasi massa, Bupati mengatakan, jika ada tenaga honorer   dengan SK diatas 2005 kemudian lolos sebagai CPNS K1, artinya ada manipulasi terhadap data dimaksud.
Karenanya, Bupati berjanji akan membentuk tim khusus yang akan melakukan ferifikasi kembali data tenaga honorer yang dianggap tidak memenuhi  syarat. Tim tersebut melibatkan sejumlah pejabat  dan beberapa internal tenaga honorer. Tim ferifikasi akan berkerja mulai Senin (09/3). “Ferivikasi tidak hanya dilakukan kepada mereka yang lolos K1 sebanyak 173 orang itu. Akan tetapi kami pun akan memferifikasi kembali honorer yang tidak lolos K1 dari 400 lebih yang dikirimkan ke BKN,” tandasnya. (SM.15)
×
Berita Terbaru Update