Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Produksi GKP di Kecamatan Palibelo Alami Kenaikan

19 Maret 2012 | Senin, Maret 19, 2012 WIB Last Updated 2012-03-19T02:51:54Z

Bima, (SM).- Produksi Gabah Kering Panen (GKP) atau hasil ubin pada musim tanam 2011-2012 meningkat, peningkatannya cukup signifikan berkisar 8 – 10 ton/hektar.
Kepala Unit Pelaksana Tehnis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kecamatan Palibelo, Arifin SP mengatakan. produksi gabah pada musim tanam 2011 – 2012 mengalami peningkatan, pasalnya pada musim tanam 2011-2012 banyak petani menanam padi variatas unggul seperti Inpari 13. “Produksi gabah kering panen di wilayah Palibelo untuk musim tanam sekarang mengalami peningkatan”, ujar Arifin, Sabtu (17/3) di Desa Roi.

Kata dia lagi, padi jenis Inpari 13 mulai dikembangkan di 6 desa sebagai model pendampingan. Dibandingkan produksi padi musim tanam 2010 – 2011, tahun sekarang sungguh luar biasa produksinya. Pada Musim tanam 2010 -2011, produksi gabah kering panen hanya mampu menghasilkan GKP hanya 7-8 ton perhektar.
Padi inpari 13, paparnya, merupakan jenis Variatas Unggul Baru (VUB). Inpari 13, sudah melewati proses penelitian dari BPTP Bima. Untuk itu, pada musim tanam ke II diharapkan agar petani menanam jenis Inpari 13 terutama pada lahan sawah yang mudah diatur distribusi air.
Sedangkan Sekertaris UPT Dinas Pertapa Kecamatan Palibelo, Mulyadin, SP mengatakan, untuk musim tanam 2011-2012 lahan baku mencapai 2790 hektar. Peningkatan hasil produksi gabah kering panen, tidak terlepas dari pada perlakuan tanaman oleh para petani yang menggunakan pola tanam Jejer Legowo. Pola itu di coba pada 6 unit pendampingan, “Peningkatan produksi gabah, saya rasa tidak terlepas dari adanya peningkatan kesadaran petani untuk menggunakan tehnologi pertanian,” papar Mulyadin, di Desa Roi Sabtu (17/3) lalu.
Ditambahkanya, pada 6 unit pendampingan itu terlihat pembinaan yang dilakukan penyuluh pertanian. Penyuluh berperan aktif, mulai pada seleksi benih, cara persemaian, cara tanam dengan pola jejer legowo yakni dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm sampai panen bahkan hingga masuk gudang.
Di tanya kehilangan hasil panen, Arifin yang didampingi Mulyadin mengatakan, untuk Losses (Kehilangan hasil Panen. Red) di wilayah Kecamatan Palibelo hanya mencapai 5 sampai 8 persen. Prosentase ini sudah ditekan. Namanya petani karena minim SDM itulah hasil yang bisa dicapai. Penyuluhan terus dilakukan, agar bisa losses ditekan seminimal mungkin”, tandas Arifin yang diamini Mulyadin. (SM.12)  
×
Berita Terbaru Update