Bima, (SM).- Dengan ditemukannya sejumlah unggas mati secara
berturut-turut sejak 7 Maret 2012 di desa Soro Kecamatan Lambu, disusul
kecamatan Monta di Desa Simpasai, Monta, Tangga, Sie, Tolouwi, Sakuru, Pela dan
desa Baralau, serta ditemukannya 45 ekor ayam mati di desa Kawuwu Sabtu
(10/3), sudah dipastikan flu burung telah berjangkit di Kecamatan
Langgudu. Hingga (12/3) unggas yang mati mencapai 18.402 ekor yang
menyebar pada 60 Desa di 13 kecamatan se-Kabupaten Bima.
Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima, Drs. Aris Gunawan
mengatakan, mengantisipasi meluasnya wabah flu burung atau yang juga dikenal
H5N1, pemerintah kabupaten Bima melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan
Kabupaten Bima terus melakukan penanganan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkannya.
Sebelumnya, Kadis Peternakan telah melakukan langkah antisipasi dengan
karantina/isolasi lokasi kecamatan yang tertular dan pengawasan lalulintas
distribusi unggas yang berpotensi menyebarkan penyakit dari lokasi tertular.
Secara teknis, kata Aris, SKPD terkait telah melakukan desinfeksi atau
penyemprotan lokasi kematian unggas, pada kejadian kematian unggas. Kepada
masyarakat, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat
melalui sosialisasi dan menindak lanjuti laporan masyarakat serta
meningkatkan kewaspadaan dini pada wilayah kecamatan yang belum tertular.
Agar penularan wabah dapat ditekan seminimal muingkin, Dinas Peternakan
melakukan pemusnahan secara terbatas pada ayam yang satu kandang atau
berdekatan dengan ayam yang mati sebelumnya. Pemusnahan juga dilakukan pada
unggas dengan radius 2-3 rumah dari lokasi ayam yang mati. Disamping
Meningkatkan kekebalan unggas dengan melakukan tindakan vaksinasi.
Menurut Aris, saat ini Direktorat Jenderal Peternakan Depatremen Pertanian
RI melalui drh Makmun tengah berada di Kabupaten Bima untuk melakukan
identifikasi identifikasi penyebaran flu burung serta menjamin pengetatan
distribusi unggas, pihak Dinas peternakan melakukan koordinasi dengan aparat
kepolisian untuk memantau dan mengawasi lalu lintas ternak.
Dikatakannya, “saat ini, langkah lanjutan tanggap wabah flu burung
di Kabupaten Bima yaitu menghilangkan sumber penularan virus dengan melakukan
pemusnahan terbatas (depopulasi) unggas yang sakit dan unggas sehat yang
berpotensi untuk tertular di daerah tertular. (SM.08)