Bima,
(SM).- Kepala
Unit Pelaksana Tehnis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Lambitu,
Said mengatakan, sekolah dasar (SD) yang ada di Lambitu membutuhkan ruang atau
gedung perpustakaan. Dari 7 SD yang ada, baru satu atau dua sekolah yang sudah
memiliki gedung perpustakaan.
Pada kesempatan peresmian
pemakaian gedung baru SMA Lambitu, di hadapan perwakilan Dikpora Kabupaten Bima,
Said memaparkan situasi dan keadaan pendidikan di wilayahnya. Di tingkat SD,
ruang RKB sudah cukup walaupun masih ada beberapa ruang yang harus direnovas, sedangkan
keadaan guru, katanya, sudah cukup. Dibandingkan dengan tahun 80-an, di tiap SD
hanya ada guru yang mengajar tidak sampai 4 atau 5 orang. Sekarang sudah cukup,
karena dibantu para guru sukarela. “Secara umum, kondisi fisik dan guru
sudah cukup karena dibantu para guru sukarela”, jelas Said.
Walaupun demikian, lanjutnya,
yang harus diperhatikan bahwa di Lambitu hanya ada satu SMP. Untuk itu, diharapkan
ke depan akan ada lagi tambahan SMP yang berada di sebelah utara. Mengingat
pelajar dari wilayah utara seperti dari Desa Kaowa, dan Teta cukup
banyak. “Saya berharap akan ada USB SMP di sebelah utara, mengingat jarak
tempuh para pelajar cukup jauh dan banyak pula siswanya”, harap Said.
Demikian juga pengakuan M.Said, pelajar
SMP 1 Lambitu dari Desa Kaboro. Untuk sampai ke sekolah yang ada di Desa Kuta
harus star dari Kaboro jam 04.00 pagi dengan berjalan kaki. Demikian pula kalau
pulang, sampai ke Kaboro jam 15.00 Wita.
Kata dia, pelajar dari Kaboro
untuk SMP dan SMA mencapai 30 orang, secara bersama-sama berjalan kaki di pagi
buta dan sampai di sekolah pukul 07.00 Wita. “Saya bersama teman-teman, star
dari Kaboro usai shalat subuh. Dan pulangnya siang hari, kami harus
berjalan kaki karena tak ada kendaraan yang lewat menuju Kuta”, ungkap, pelajar
kelas II ini.
Lanjutnya, jarak dari Kaboro
hingga Kuta mencapai 10 Km, namun jarak tempuh tidak dipersoalkan para
pelajar. Tapi yang diharapkan, akan ada kendaraan umum yang dapat
dijadikan alat angkut. “Ojek ada, tapi ongkosnya mahal, karena itu kami tak
sanggup dan lebih baik jalan kaki”, tandas Said. (SM.12)