Bima,
(SM).- Menyusul adanya sikap menarik dukungan yang ditempuh PDIP terhadap
kepemimpinan Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST dan Wakil Bupati Bima Drs. H.
Syafrudin, MM (Fersy) beberapa waktu lalu, dinilai oleh Partai Pelopor
Kabupaten Bima terlalu dini dan tak paham persoalan. Hal itu disampaikan Ketua
DPC Partai Pelopor Kabupaten Bima Ramli, S.Sos, Rabu kemarin.
Pada koran
ini, Ramli sangat menyesalkan sikap yang ditunjukan PDIP, karena sikap yang
dianggap terlalu dini itu, mestinya disikapi dengan arif dan bijaksana, dengan
cara duduk bersama dan mencarikan solusi terbaik.
“Persoalan
yang telah menciptakan instabilitas kemarin bukan persoalan dukung mendukung.
Tapi menjadi bagian dari sepuluh partai koalisi tersebut untuk mencarikan jalan
keluar penyelesainnya. Harus diingat, sepuluh partai itu yang telah
mengantarkan Fersy memenangkan Pemilukada”, katanya.
Menurut dia,
kendati PDIP beralasan sikap menarik dukungan itu merupakan perintah dari DPP.
Mestinya pada tingkat DPC juga memiliki sikap sebagai bentuk
pertanganggungjawaban sebagai partai yang mengantarkan Fersy. Caranya,
berkomunikasi dengan sembilan partai lain yang berada dalam koalisi partai,
untuk ikut memutar otak dan mencarikan jalan keluar terbaik. “Saya kira,
ditariknya dukungan oleh PDIP itu karena tidak memahami persoalan secara
komperehensif,” sorotnya.
Alumni STISIP
Mbojo Bima itu mengaku, sembilan partai koalisi yang tersisa, masing-masing
Pelopor, Golkar, PPP, PKS, P3I, PPRN, PDK, PBB dan PKPI sudah duduk bersama
membahas pemecahan persoalan yang terjadi. Hasilnya, tetap berkomitmen
mengambil langkah-langkah strategis dalam penyelesaian kasus yang terjadi.
Minimal, seperti memberikan pencerahan dengan masyarakat, kemudian berbaur dan
terus meningkatkan komunikasi dengan masyarakat. “Ini yang coba kami lakukan
untuk memgembalikan kondisi daerah,” bebernya. (SM.07)