Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dinilai Miliki Nilai Ekonomis Tinggi, Petani Tambora Tanam Jagung

02 Februari 2012 | Kamis, Februari 02, 2012 WIB Last Updated 2012-02-02T14:54:48Z

Bima, (SM).- Masyarakat Kecamatan Tambora mulai manfaatkan lahan dengan tanaman jagung hibrida, karena tanaman tersebut dianggap menjanjikan nilai ekonomis cukup tinggi.
Warga Tambora, Rudi Syamsu di Kantor DPRD Selasa (31/1) lalu mengatakan, animo masyarakat tani di Kecamatan Tambora untuk beralih pola pemanfaatan lahan dimulai sejak tahun 2009, namun belum menyeluruh. Hal itu dilakukan mengingat pada tahun 2010, tanaman padi para petani mengalami gagal panen.
Kegagalan panen, disebabkan curah hujan sedikit dan pemupukan tanaman padi terlambat. “Pengalaman dan kegagalan panen penyebab petani Tambora alih pemanfaatan lahannya,” ungkap Rudi di ruang kimisi II.

Lanjutnya, lahan pertanian yang ada sekarang merupakan lahan tadah hujan. Sehingga, untuk hindari gagal panen terpaksa harus berubah komoditi tanaman. Seorang kepala keluarga memiliki lahan minimal 3 hektar, pasalnya lahan cukup luas penduduk sedikit. Para petani bisa membandingkan nilai ekomonisnya, satu hektar di tanamin padi dengan tanaman jagung. Dari hasilnya, papar Rudi, hasil panen jagung hibrida jauh lebih tinggi keuntungan dari pada panen padi. Padahal, sama – sama satu kali panen. “Hal inilah yang menyebabkan petani mulai ganti pola tanamnya,” ujar Rudi.
Lahan baku seluas 1500 hektar, yang sudah ditanamin jagung Hibrida mencapai 260 hektar. Lahan cukup luas, masyarakat Tambora di musim hujan bertani. Namun di musim kemarau, naik gunung untuk mencari madu. Itulah, aktifitas masyarakat Tambora di tengah kehidupan yang mengandalkan hasil pertanian hanya satu kali tanam.
Saat sekarang, paparnya, harga beras mencapai Rp 10 Ribu perkilo.  Sehingga untuk kelangsungan hidup, terpaksa naik gunung mencari madu. Masyarakat Tambora selaku pencari madu mencapai 75 porsen, selain itu masyarakat Tambora juga berusaha mengisi lahan kosong dengan budi daya pohon seperti pohon kayu sengoon dan lainnya.
Pada tahun 2011 lalu, ada sekitar 800 pohon bibit yang di semaikan. “Pohon – pohon itu sudah di tanam, di setiap lahan tegalan. Jadi masyarakat Tambora benar benar memanfaatkan setiap lahan yang kosong itu,” tandas Rudi yang di amini Yakub selaku pemilik UD Dua Putra. (SM.12)
×
Berita Terbaru Update