Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Rubuhkan Perumahan Guru, Kasek SMP 1 Langgudu Disorot

27 November 2010 | Sabtu, November 27, 2010 WIB Last Updated 2010-11-27T06:17:19Z
Bima, (SM).- Kebijakan Kepala SMPN 1 Langgudu, MHD. Rum. SPd, yang merobohkan bangunan perumahan guru Sekolah Dasar Pusu Desa Karumbu Kecamatan Langgudu untuk Pembangunnan SD/SMP satu atap, menuai sorotan.
Warga Dusun Pusu yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, kebijakan kepala sekolah yang merubuhkan bangunan milik pemerintah, patut dipertanyakan. Karena bangunan perumahan guru di lingkungan SDN Pusu merupakan aset. Sepengetahuan sumber, untuk menghilangkan aset harus lewat persetujuan DPRD.
“Kami warga Pusu mempertanyakan tindakan kasek SMPN 1 Langgudu, kami juga sangat setuju dengan dibangunnya SD/SMP Satap. Akan tetapi masih ada lokasi yang lain, jangan hilangkan aset yang ada sekarang,” tanya warga Pusu.

Warga juga menyorot proses pembangunan SD/SMP Satap yang memanfaatkan tenaga siswa untuk mengumpulkan pasir. Katanya, hal tersebut perlu diperhatikan Pemerintah Daerah. “Pembangunan SD/SMP Satap itu menelan angggaran sebesar Rp399 Juta. Kami pikir, kan ada annggaran untuk beli pasir. Kenapa mesti menggunakan tenaga siswa,” sorotnya.
Kepala SMPN 1 Langgudu, MHD. Rum, SPd yang dikonfirmasi di ruang kerjanya Jum’at kemarin membantah tudingan warga Pusu itu. Katanya, bangunan perumahan guru di SDN Pusu sudah rusak, sehingga batu yang ada di ambil untuk pondasi pembangunan SD/SMP Satap Pusu.
Menurutnya, bangunan Perumahan Guru itu tidak dirobohkan namun di manfaatkan, karena di tempat itu dibangun gedung yang baru. “Inipun merupakan hasil kesepakatan dengan orang tua dan warga Dusun Pusu, bukan kehendak saya selaku Kasek,” terang Rum.
Menyoal tudingan atas tenaga siswa untuk pengumpulan pasir, Rum membantah keras dan menganggap tudingan itu tidak beralasan. lanjut dia, pembangunan SD/SMP Satap Pusu menggunakan tenaga lokal. Tidak ada pemakaian tenaga siswa, pasir dan batu di beli dengan harga Rp100 Ribu permeter kubik. Pasir dan batu dikumpulkan oleh warga Dusun Pusu, pihak Komite pembangunan SD/SMP Satap membelinya. “Tidak benar itu semua, Komite bayar pasir dan batu yang ada di masyarakat Pusu,” bantah Rum. (SM.12)
×
Berita Terbaru Update