Kota Bima,(SM).- Ada alternatif yang menggiurkan ditawarkan kepada petani Kota Bima
untuk menjadi sukses. Caranya mudah, pengolahan tanamannya pun tak sulit, terlebih
pemasarannya. Petani hanya fokus menanam dan merawatnya, mulai bibit awal,
pupuk dan pemasarannya, akan di mudahkan dengan bantuan. Jika memiliki lahan
dan serius, maka ekonomi rakyat dan petani akan menunjukan grafik yang
menggembirakan.
Senin kemarin, bertempat di Lesehaan Putri Kota Bima, Kelompok
petani Kota Bima menghadiri acara pengenalan budidaya tanaman Kacang Karo,
sebagai usaha untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan. Acara yang di gelar oleh
CV. Pena Agro Mandiri itu pun seperti membuat petani bergairah.
Dihadapan puluhan petani yang hadir, Pimpinan CV. Pena Agro
Mandiri, Ir. Ihsan, MM menjelaskan, tanaman Kacang Karo merupakan tanaman yang
mudah untuk di tanam dan dirawat, tak perlu mengeluarkan banyak tenaga dan dana
untuk membudidayakannya. Dengan kemudahan tersebut, hasilnya pun tentu mampu
meningkatkan perekonomian rakyat. “Saya yang akan mensuplai bibitnya, bapak dan
ibu-ibu yang punya lahan hanya tahu menanam dan merawat. Jika sudah panen, tak
perlu putar otak harus menjual kemana, karena saya yang akan membelinya,”
ujarnya.
Menanam Kacang Karo tidak butuh waktu lama untuk menuai hasilnya,
hanya cukup waktu 120 hari saja, maka hasilnya akan mulai dinikmati. Proses
perkembangannya pun tidak sulit, sebelum di tanam bibitnya, direndam dulu
selama satu jam, kemudian di tanam dengan lubang sedalam dua centimeter. Untuk
pertumbuhannya, hanya di siram sekali dalam dua hari. Dan itu rutin dilakukan
selama dua bulan, dua bulan berikutnya, tinggal dipantau perkembangannya hingga
memasuki umur empat bulan. “Tanaman ini tak di serang ternak seperti kambing,
sapi, monyet atau babi. Kalaupun ada, hanya belalang saja, namun sudah saya
siapkan antispetik nya,” katanya.
Setelah memasuki usia dua bulan, tanaman mulai tumbuh dengan baik,
hingga seterusnya tanaman berwarna kekuning-kuningan. Jika warnanya sudah
berubah kecoklatan, Kacang Karo itu sudah mulai di panen. Selanjutnya
dikeringkan selama dua, maka tanaman tersebut akan rontok dengan sendirinya.
“Jika sudah rontok, hubungi saya biar saya yang akan membelinya dengan harga
Rp2500 per kilo. Mudah kan,” terangnya meyakinkan.
Lanjutnya, yang punya lahan seluas satu hektar, maka bisa
dipastikan hasil yang akan dituai sebanyak 10 ton. Jika dikalkulasikan dengan
keuntungan, dalam satu hektar, petani tersebut meraup keuntungan sebanyak Rp25
juta per sekali panen. Sangat berbeda dengan tanaman kedelai yang hanya bisa
menghasilkan 2 ton dalam satu hektar. “Panen Kacang Karo dalam setahun tidak
berhenti, karena semua tanaman yang sudah di tuai, bisa sebagian dijual dan
sebagian di tanam lagi,” tuturnya.
Diakuinya, dalam satu lubang, satu Kacang Karo dapat menghasilkan
sepuluh kilo. Karena dalam satu Kacang Karo, bisa menghasilkan belasan biji
kacang. Jadi dapat dibayangkan, untuk petani yang memiliki tanah seluas satu
hektar. “Mengenai manfaatnya, Kacang Karo ini bisa menjadi bahan baku pengganti
kedelai. Bisa dibuat tempe, tahu dan juga susu,” bebernya.
Mengenai lahan, bisa ditanam dimana saja, bisa disawah, di kebun
maupun di gunung. Asal, selama dua bulan pertama, penyiraman rutin dilakukan.
“Saya menawarkan dan mengajak keberhasilan untuk bapak-bapak dengan menanam
tanaman yang tidak sulit untuk di budidayakan,” ujarnya.
Ditanya pemasarannya dimana saja, Ihsan mengaku, sekarang
pemasaran tersentral di Pulau Jawa. Selain itu juga bisa di ekspor di Amerika
dan Jepang. Di Jawa saja, perusahaan Kacang dua kelinci sudah mengeluarkan
makanan dari bahan dasar Kacang Karo.
Yang hadir saat itu, tak hanya mengerti, tapi sepertinya sudah tak
sabar untuk mendapatkan bantuan bibit yang dibawa Ihsan sebanyak 270 kilo.
Petani begitu antusias untuk memulai membudidayakan tanaman tersebut.
(SM.07)