Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Komisi III Paparkan Temuan Proyek 2012

07 Februari 2013 | Kamis, Februari 07, 2013 WIB Last Updated 2013-02-07T02:02:28Z

Bima, (SM).- Sejumlah temuan pelaksanaan pembangunan yang menggunakan APBD tahun anggaran 2012 dipaparkan oleh Komisi III DPRD Kabupaten Bima saat rapat evaluasi dengan jajaran Dinas PU Kabupaten Bima, Rabu (6/1). Rapat evaluasi hasil Monitoring dan Evaluasi APBD tahun 2012 tersebut dipimpin langsung Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bima, Fahrirrahman yang dihadiri anggota, sementara Dinas PU dihadiri Kepala Dinas, H.Nggempo.

Kata Fahrirrahman, temuan hasil Monev pada Dapil I, misalnya pada pekerjaan pembangunan jembatan Kancoa Rida di Desa Rato Kecamatan Bolo, dimana pekerjaan jembatan tersebut belum tuntas dikerjakan, tetapi sudah di PHO dan FHO.
Di Dapil II, pada pekerjaan renovasi lapangan Garuda Desa Nisa Kecamatan Woha dengan pekerjaan renovasi lapangan sepakbola di Desa Talabiu. Duta PAN itu membandingkan dua pekerjaan yang sama, tetapi hasilnya jauh berbeda. Kata Fahri, fisik pekerjaan Lapangan Garuda Tente tampaknya cukup lumayan baik dibandingkan dengan fisik pekerjaan lapangan Desa Talabiu. “Kami sungguh prihatin kondisi lapangan Talabiu dibanding lapangan Tente,” sebutnya.
Lanjutnya, di Dapil III, pada pekerjaan pembangunan jembatan Lido yang sudah teralokasi dalam APBD perubahan tahun 2012 kemudian diluncurkan dalam APBD tahun 2013 sampai sekarang belum jelas actionnya. Yang baru terlihat di lokasi proyek, hanya pekerjaan jembatan darurat. “Hal ini yang perlu kejelasan dari dinas terkait. Karena anggaran itu sudah teralokasi dalam APBD perubahan tahun 2012,” sorotnya.
Kepala Dinas PU Kabupaten Bima, H.Nggempo, menjelaskan, fisik pekerjaan jembatan Kancoa Rida baru 95 persen, namun berdasarkan amanat Perpres memungkinan untuk dilakukan PHO dan FHO dengan fisik demikian. Tetapi, kata dia, untuk pekerjaan lanjutan tetap dilakukan oleh rekanan karena sudah ada jaminan yang dibuat. “Saya harap kalau ada kontraktor nakal, ada dukungan dari teman-teman dewan supaya ada efek jera,” katanya.
Untuk pekerjaan lapangan Desa Nisa, yang mengerjakan adalah kontraktor yang sudah professional. Bila dibandingkan dengan pekerjaan lapangan Talabiu, diakuinya, disebabkan kondisi tanah yang seperti terlihat saat ini.
Hal lainya, jelas Nggempo, yakni persoalan dana yang seharusnya dalam desain kita senilai Rp2 milyar, namun kontraktor banting harga hingga menjadi Rp602 juta. Untuk volume pekerjaan sudah sesuai nilai kontrak. Meski demikian, rekanan memiliki komitmen untuk tetap melakukan finishing sehingga terlihat indah dipandang. “Jika ada komitmen kita untuk penambahan dana, tapi kalau tidak kita sama-sama finalkan dengan kondisi seperti sekarang,” cetusnya.
Sedangkan untuk pekerjaan jembatan Lido, kata dia, persoalan pokok kembali pada dana. Rancangan anggaran yang dibutuhkan seharusnya Rp2,5 milyar, namun rekanan banting harga menjadi menawar Rp1,8 milyar. (ima)
×
Berita Terbaru Update