Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Headline : Dewan Kritisi Realisasi APBD 2013

20 Januari 2014 | Senin, Januari 20, 2014 WIB Last Updated 2021-12-28T14:48:59Z


HASIL kegiatan monitoring terhadap realisasi APBD tahun 2013, komisi-komisi DPRD Kabupaten Bima menemukan banyak masalah.Temuan-temuan komisi dewan tersebut dikritisi oleh juru bicara masing-masing Komisi dalam rapat paripurna, Sabtu (18/1) di gedung dewan setempat.
Juru bicara Komisi IV, Ahmad Yani Umar dalam laporannya mengatakan, hasil monitoring pihaknya pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) di hampir 18 kecamatan, realisasi DAK tahun 2013 khusus pendidikan menengah pertama terhadap pembangunan fisik beberapa sekolah belum selesai dilaksanakan dan pengerjaannya belum memenuhi syarat standar.


Termasuk kaitan dengan masalah realisasi pembayaran tunjangan 25 guru non PNS sampai kini belum dibayarkan selama sembilan bulan. Hal ini harus menjadi catatan penting dan segera direalisasikan agar tidak menjadi masalah yang berkepanjangan. “Pendataan dilakukan juga harus sesuai fakta kebutuhan, jangan ada permainan di dalamnya dan tidak terjadi penumpukan jumlah guru pada satu sekolah,” katanya.
Pada Dinas Kesehatan (Dikes) dewan menemukan, belanja langsung maupun tidak langsung terutama masalah yang sekarang terus menghantui pemerintah yaitu masalah penanganan gizi buruk dan gizi kurang. Berdasarkan data yang diperoleh dewan dari dikes sesuai bye addres yang telah diterima terdapat masalah ketidakvalidan data antara data dikes dan kader posyandu maupun dari masing-masing posyandu. “Dikes jangan menyajikan data yang basi yang tujuannya hanya untuk memperbesar anggaran tanpa ada kejelasan pemanfaatan,” sorotnya mengungatkan.
Sedangkan mengenai pembangunan fisik, menurut A. Yani, sama dengan beberapa dinas lain, dimana masih ada sejumlah proyek fisik yang hingga kini belum tuntas dikerjakan padahal telah dianggarkan tahun 2013. Termasuk pengadaan mesin genset untuk Puskesmas, seperti puskesmas Sanggar. Karena berdasarkan hasil monev komisi IV pihak Puskesmas sampai saat ini belum menerima barang dimaksud dan ini tentunya sangat mengganggu kinerja pelayanan pada masyarakat.
“Masalah sarana kesehatan perlu diperbaharui sesuai kebutuhan pasien guna menunjang sarana BLUD, terutama juga kaitan dengan kebersihan ruangan perawatan diperhatikan, termasuk kebersihan toilet,” ungkapnya.
Dinas Sosial bermasalah pada realisasi program yang diperoleh Pemda, baik bersumber dari propinsi maupun pusat, diantarnya program KUBE dan PKH serta program lainnya. Lebih khusus lagi besaran anggaran maupun pemanfaatannya, karena ditemukan di lapangan telah disalahdigunakan, sehingga diharapkan untuk selalu dievaluasi guna meminimalisir praktek-praktek pungli. “Begitupun dengan tahapan penanganan bantuan bagi bencana banjir,” katanya.
Lanjutnya, pada Bagian Kesra, dewan menemukan masalah aplikasi Perda Jum’at Khusu, karena itu diharapkan peran serta bagian Kesra dalam mengoptimalkan pengawasannya. Termasuk pembangunan TPQ di Desa Sanolo belum tuntas, sehingga segera mendesak pelaksana menyelesaikan pekerjaannya.
Dinas Catatan Sipil mendapat sorotan sosialisasi kependudukan yang perlu ditingkatkan. Begitu pula pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (disnakertrans) dengan harapan agar pemberian bantuan ditingkatkan lagi. Sedangkan kaitan dengan program lain, diharapkan pelatihan ditingkat lagi agar program tersebut bermanfaat, dan penerimanya dapat mengaplikasikannya.
Nurdin SE yang mewakili Komisi III mengaku menemukan masalah pada Bagian Adminsitrasi Pembangunan Setda, realisasi pembangunan Paruga Toi Kecamatan Donggo sampai saat ini belum tuntas, sehingga direkomeddasikan agar pihak ketiganya diberikan sanksi pemutusan kontrak kerja dan menyatakan blacklist.
Begitupun terhadap kegiatan tahun 2013 yang dilanjutkan tahun 2014 diproses sesuai ketentuan adendum waktu hanya 50 hari, kalau lewat diputuskan saja hubungan kontrak kerja. Pada Dinas PU, ditemukan bahwa pengerjaan penataan lapangan desa Mpili Kecamatan Donggo dan Desa Wadukopa harus segera memperbaiki talud yang rusak karena masih tahap pemeliharaan. Sedangkan jembatan Desa Lido masuk tahun ketiga pengerjaannya, sehingga didesak menindak tegas perusahaan yang mengerjakannya. “Bila perlu diblacklist dan putus kontrak, begitupun jembatan Ngali yang sudah diterlantarkan kontraktor,” pintanya.
Ia menambahkan, untuk Dinas Pertambangan dan Enegri (Distamben) rencana PAD Rp 1,4 M, malah yang diperoleh hanya Rp 576 juta dengan alasan banyak perusahaan belum bayar pajak galian C, sementara bidang Bina Marga dan Bagian Keuangan perlu dipertanyakan kenapa merealisasikan pembayaran proyek 100 persen pada perusahaan tersebut belum membayar pajak galian C.
Komisi II melalui M. Nur Jafar mengaku menemukan masalah berkaitan dengan pupuk bersubsid. Kata dia, pada dasarnya pemberian subsidi dimaksudkan untuk membantu masyarakat petani memenuhi kebutuhannya secara ekonomi, namun setiap tahun masalah pupuk kerap terjadi gejolak baik masalah kelangkaan maupun harga yang tidak sesuai HET. “Untuk itu perlu dicarikan solusi agar tidak terus terjadi dan jangan sampai terjadi pembiaran,” katanya.
Sedangkan Komisi I menyorot masalah eks tanah jaminan. Pemerintah daerah diharapkan segera menyikai serius, walaupun sudah ada solusi awal, namun penuntasan secara kongkrit perlu diperjelas statusnya. (10.07)
×
Berita Terbaru Update